Musim hujan ditambah kebiasan anak yang masih suka mengompol merupakan ‘mimpi buruk’ bagi para Moms. Gemas rasanya melihat tumpukan seprai yang terkena banjir pipis si Kecil masih  lembap. 

Pipis pada anak usia balita ke atas memang berbeda seperti waktu ia masih bayi. Pipis ini jauh lebih banyak dan lebih bau pesing. Karena, si Kecil sudah makan beragam makanan. Bukan lagi hanya susu. 

Nah, jika dari pemeriksaan dokter anak memang tidak ada penyebab medis atau psikologis untuk kebisaan mengompol, yuk, mulai mencari cara agar anak berhenti mengompol. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan: 

Alarm mengompol

Alarm diletakkan di dekat alat kelamin anak. Jika si Kecil mulai mengompol, maka alarm berbunyi sehingga anak terbangun dan diharapkan menahan air kemihnya untuk ke toilet. Atau, orangtua terbangun dan membangunkan anak untuk meneruskan buang air kecil di toilet. Alarm tersedia dalam beberapa model, tetapi semuanya memiliki sensor kelembapan dan alarm. 

Dalam sebuah Studi ini diterbitkan dalam Journal of Wound Ostomy Continence Nursing telah memasukkan alarm mengompol ini salah satu cara efektif untuk membantu mengurangi,  bahkan menghilangkan kebiasaan mengompol. .

Dalam studi lain, yang diterbitkan dalam Journal of Pediatric Child Health, para peneliti menemukan bahwa 79% dari 505 anak-anak yang memakai alarm tempat tidur dapat berhenti mengompol dalam waktu sekitar 10 minggu (setengah di antaranya membutuhkan waktu lebih lama, sisanya membutuhkan waktu lebih sedikit). Dan, enam bulan kemudian, 73% dari anak-anak itu masih tidak mengompol lagi.

Alarm mengompol pilihan favorit orang tua untuk menghentikan kebisaan anaknya mengompol. Bila gagal, barulah mereka berkonsultasi ke dokter. 

Hadiah bila seprai tidak basah

Memberi reward berupa hadiah atau penghargaan tertentu bisa menjadi cara mengajak si Kecil berhenti mengompol. Banyak cara memberikan hadiah ini. Memberi si Kecil mainan yang lucu (tidak perlu mahal ya Moms…), buku mewarnai, crayon, buku cerita dan bola karet.

Moms dan Dads dapat pula memberikan hadiah berupa jalan-jalan  ke taman bermain atau tempat lain yang ingin dia kunjungi. 

Apa pun yang istimewa untuk anak dapat digunakan sebagai hadiah. Tidak harus berupa barang ya, Moms. Pujian pun berharga. Setiap kali si Kecil  berhasil tidak mengompol hingga pagi hari, beritahu dia betapa hebat dirinya. Lalu, ucapkan selamat kepada anak dan  beri tahu dirinya: ‘Mama yakin, kamu akan menjadi anak l yang hebat.’ 

Mengangkat anak untuk pipis

Dengan strategi ini Moms atau Dads perlu memastukan si Kecil pergi pipis ke kamar mandi tepat sebelum waktu tidurnya. Dan,  kemudian membangunkannya setelah dia tidur dua atau tiga jam untuk membawanya pipis ke toilet.

Misalnya, si Kecil tidur malam mulai pukul  8 malam, maka pada sekitar 11 malam dan sekitar pukul 2 pagi, ia diangkat dan dibawa pipis ke toilet. Di sini Moms dan Dads perlu berunding untuk memastikan jam bertugas masing-masing.

Strategi ini memang membutuhkan kesabaran dan kedisiplinan orang tua untuk mengangkat si Kecil pada waktunya. Tidak serta merta berhasil.  Mungkin dibutuhkan waktu beberapa minggu. 

Moms Amy bercerita, ia dan suaminya melakukan strategi ini kepada anak mereka, Keenan, itu untuk sekitar 6 minggu. Tiba-tiba, suatu hari Keenan tidak mengompol lagi. Begitu di hari berikutnya dan berikutnya. 

Melatih kandung kemih anak

Membantu si Kecil menunda buang air kecil di siang hari adalah strategi lain. Dengan menggunakan pengatur waktu, Moms meminta anak untuk memberitahu bila ia mulai merasa ingin pipis. 

Di saat ini anak untuk menahannya selama beberapa menit lagi. Moms mulai dengan meminta menahan sekitar lima menit,  lalu meningkatkan dnegan menambahkan beberapa menit setiap kali anak merasa mau pipis. Ini melatih kandung kemih anak

Tetapi proses ini membutuhkan waktu dan harus melakukannya setiap hari. Cara ini bisa dilakukan untuk anak yang sudah cukup umur, dan  termotivasi melakukannya sendiri.

Pembatasan cairan

Membatasi asupan cairan di malam hari bisa dilakukan, tetapi prakteknya bisa sulit dilakukan. Moms Ayunda misalnya. Mencoba membatasi balita putranya, Dani, minum pada pukul  7 malam agar tidak mengompol hingga pagi.

Namun, ketika Dani merengek haus, seringkali Moms Ayunda tidak tega.
“ Menatap matanya saat dia memohon hanya seteguk air lagi  membuat hati saya luruh. Jadi saya tidak bisa melakukannya lagi," katanya.

Meski efektif, membatasi cairan ini perlu dilakukan hati-hati. Lebih baik dilakukan biasa ada kesepakatan bersama anak, atau lebih baik lagi bila ide anak sendiri. Bila orang tua yang menetapkan tanpa membicarakan kepada anak tentang tujuan pembatasan cairan ini, si Kecil akan merasa sebagai hukuman. Bukan cara agar dirinya lepas dari kebiasaan mengompol. 

Semoga Moms berhasil membuat si kecil mengucapkan: Bye-bye ompol….

Baca Juga :Kenali Fakta Soal Anak Mengompol