Diabetes tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya. Bahkan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir, terjadi peningkatan sebesar 700 persen.

Hari Diabetes Sedunia yang diperingati setiap 14 November, mengingatkan kita kembali akan bahaya diabetes, terutama pada anak,  yang kasusnya meningkat tajam selama 10 tahun terakhir.  

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia, pada 2018 laporan kasus diabetes tipe 1 pada anak melonjak hingga 1.213 dari 156 pada 2009 (klikdokter.com).

Baca Juga : Kenali dan Hindari Diabetes Gestasional Saat Hamil

Di antara dua tipe diabetes, diabetes tipe 1 lebih banyak diderita anak, namun diabetes tipe 2 juga mulai meningkat.

Faktor risiko dan gejala diabetes

Diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana sel-sel pankreas rusak,  sehingga tidak mampu memproduksi insulin. Akibatnya sel-sel tubuh tidak dapat mengambil gula dari darah dan kadar gula darah meningkat. Kerusakan sel-sel beta di pankreas ini disebabkan oleh autoimun atau sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat.

Pada diabetes tipe 2 pankreas dapat memproduksi insulin dengan normal, namun sel-sel tubuh yang kurang sensitif tidak dapat menggunakannya secara optimal, sehingga terjadi peningkatan kadar gula dalam darah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu obesitas, pola makan yang tidak seimbang, serta pertambahan usia.

Baca Juga : Cara Kurangi Konsumsi Gula Pada Anak

Faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak-anak, meliputi riwayat keluarga, gen, hingga infeksi virus tertentu yang memicu kerusakan autoimun. Sementara faktor risiko diabetes tipe 2 pada anak, di antaranya riwayat keluarga, gen, dan gaya hidup yang kurang aktif. Kabar baiknya, ketidakaktifan dan kelebihan lemak, terutama lemak di perut, merupakan faktor yang dapat dicegah, Moms.

Sebagian besar gula dalam tubuh manusia berasal dari makanan yang dikonsumsi. Saat makanan dicerna, gula memasuki aliran darah. Memindahkan gula dari aliran darah ke sel tubuh membutuhkan hormon insulin.

Gejala diabetes tipe 1 pada anak-anak biasanya terjadi dengan cepat, ditandai dengan selalu merasa haus, sering buang air kecil, bahkan mengompol pada anak yang sudah terlatih ke toilet. Selain itu, rasa lapar yang ekstrem, penurunan berat badan yang tidak disengaja, kelelahan, iritabilitas atau perubahan perilaku, dan nafasnya yang berbau buah.

Sementara gejala diabetes tipe 2 pada anak terjadi secara bertahap, hingga tak terdeteksi. Namun, perhatikan jika anak merasa haus terus-terusan dan sering buang air kecil, kelelahan, penglihatan kabur, muncul tanda gelap pada area kulit tertentu (biasanya leher atau ketiak), dan penurunan berat badan. Namun, penurunan berat badan lebih jarang terjadi pada anak-anak dengan diabetes tipe 2 dibandingkan diabetes tipe 1.

Perubahan gaya hidup

Saat ini, belum ada langkah pencegahan diabetes tipe 1 pada anak, namun untuk mencegah dan mengatasi diabetes tipe 2 pada anak, Moms dapat melakukan perubahan gaya hidup berikut:

Sajikan menu makanan yang rendah lemak dan kalori, Moms. Pilih buah-buahan, sayuran , dan berbahan whole grain. 

Dorong anak untuk melakukan olahraga atau kegiatan fisik lain, misalnya masuk ke tim olahraga. Atau agendakan olahraga bersama keluarga secara rutin.

Baca Juga : Latihan Fisik Bareng Anak di Rumah

Gaya hidup yang sama sebaiknya diterapkan juga pada seluruh anggota keluarga, Moms. Pola hidup ini bermanfaat bagi kesehatan.