Salah satu risiko pasca-melahirkan yang dapat terjadi dan berakibat fatal bagi Moms adalah perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri. 

Hal ini terjadi ketika rahim gagal berkontraksi setelah melahirkan bayi. Kondisi inilah dialami oleh artis Rachel Maryam setelah melahirkan anak keduanya, Moms.

Baca Juga : Tanda-Tanda Akan Melahirkan, Segera Kunjungi Dokter

Perdarahan pascamelahirkan

Setelah mengeluarkan bayi, otot-otot rahim biasanya menegang atau berkontraksi untuk melahirkan plasenta. Kontraksi tersebut juga membantu menekan pembuluh darah yang menempel pada plasenta, dan tekanan tersebut yang mencegah perdarahan. Jika otot rahim Moms tidak berkontraksi cukup kuat, pembuluh darah bisa mengeluarkan darah dengan bebas. Inilah yang menyebabkan perdarahan yang berlebihan pasca-melahirkan.

Menurut Blood Transfusion in Clinical Practice, atonia uteri merupakan penyebab 90 persen terjadinya perdarahan postpartum, yaitu kondisi di mana Moms kehilangan lebih dari 500 milimeter darah setelah mengeluarkan plasenta.

Terdapat beberapa faktor yang kemungkinan mencegah otot rahim tidak berkontraksi setelah melahirkan. Sebut saja proses persalinan yang lama atau sangat cepat, pembesaran rahim yang berlebihan, penggunaan oksitosin atau anestesi lain selama persalinan, dan prosedur induksi untuk mempercepat persalinan.

Atonia uteri semakin berisiko terjadi pada Moms, jika:

  1. Melahirkan bayi kembar
  2. Melahirkan bayi dengan ukuran di atas rata-rata atau disebut makrosomia, yaitu bayi yang lahir dengan berat di atas 4000 gram
  3. Usia Moms saat melahirkan lebih dari 35 tahun
  4. Obesitas
  5. Moms memiliki terlalu banyak air ketuban yang disebut polihidramnion
  6. Moms sudah beberapa kali melahirkan

Baca Juga : 4 Cara Merawat Luka Jahitan Melahirkan Agar Cepat Kering

Penanganan dan cegah komplikasi

Walau begitu, atonia uteri juga dapat terjadi pada Moms tanpa risiko. Mengonsumsi vitamin selama kehamilan, termasuk suplemen zat besi dapat membantu mencegah anemia dan komplikasi lain yang disebabkan atonia uteri dan pendarahan setelah melahirkan.

Komplikasi yang disebabkan oleh atonia uteri di antaranya, hipotensi ortostatik atau pusing karena tekanan darah rendah, anemia, kelelahan, peningkatan risiko perdarahan postpartum pada kelahiran selanjutnya, depresi postpartum, hingga syok hemoragik yang dapat mengancam nyawa.

Namun, penanganan yang tepat dari tim medis dapat mencegah terjadinya dampak dan komplikasi lanjutan dari atonia uteri ini, Moms. Dokter akan menghentikan perdarahan dan mengganti darah yang hilang. Tindakan yang dilakukan dokter mulai dari pijat rahim, dengan cara menempatkan satu tangan di dalam vagina untuk mendorong rahim dan tangan lainnya akan menekan rahim melalui perut. Penggunaan obat uterotonika juga akan dilakukan, termasuk methylergonovine (Methergine), dan prostaglandin. 

Dalam kasus yang parah, penanganan yang diberikan mulai dari operasi untuk mengikat pembuluh darah, menyuntikkan partikel kecil ke dalam pembuluh darah di dalam rahim untuk memblokir aliran darah ke rahim, hingga histerektomi atau prosedur medis untuk mengangkat rahim.

Baca Juga : Tip Perawatan Setelah Melahirkan