Kehamilan sebaiknya dijalani dengan hati riang, karena stres bisa berdampak pada perkembangan bayi di kemudian hari. 

Penelitian mengungkap perkembangan otak bayi yang mengatur emosi bisa dipengaruhi oleh stres yang Moms alami selama hamil. Stres diukur dengan kadar hormon kortisol yang berkaitan dengan kecemasan dan masalah kesehatan lainnya. Kortisol terlibat dalam respons tubuh terhadap stres, juga berperan dalam pertumbuhan janin.

Faktor penyebab stres 

Temuan peneliti dari University of Edinburgh menunjukkan bahwa kadar kortisol terkait dengan perkembangan amigdala bayi, area otak yang terlibat dalam perkembangan emosional dan sosial di masa kanak-kanak.

Fakta tersebut menjelaskan mengapa anak yang lahir dari Moms yang mengalami stres selama hamil cenderung memiliki masalah emosional di kemudian hari. Maka penting untuk menjaga kesehatan mental Moms selama hamil.

Saat hamil, Moms rentan mengalami stres akibat kecemasan terhadap banyak hal, termasuk kondisi kehamilan itu sendiri, misalnya takut kehilangan, takut melewati proses persalinan, mengalami perubahan fisik yang tidak nyaman selama hamil, seperti mual, lelah, mood swings, hingga sakit punggung, pekerjaan, hingga finansial.

Baca Juga: Rainbow Baby, Hamil Setelah Keguguran

Kondisi yang lebih serius juga berdampak pada kadar stres Moms, seperti perubahan besar yang terjadi dalam hidup Moms, mulai dari kehilangan anggota keluarga, perceraian, kehilangan pekerjaan, bencana alam, menjadi korban rasisme, hingga memiliki riwayat post-traumatic disorder (PTSD).

Stres sebagai respons tubuh Moms terhadap faktor-faktor di atas merupakan respons insting tubuh dan dapat memengaruhi manajemen stres anak nantinya.

Penelitian pada 2012 menunjukkan bahwa anak yang lahir dari kondisi ini berisiko lebih tinggi mengalami gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD). Penelitian lain menunjukkan kemungkinan adanya hubungan stres saat hamil dengan depresi yang dialami remaja.

Menjaga kesehatan mental saat hamil 

Masa kehamilan merupakan salah satu masa yang penting sebagai perkembangan awal janin, maka jika Moms mengalaminya, simak sara meredakan stres selama hamil berikut:

Baca Juga : Hilangkan Stres dengan Bersih-bersih

Kehamilan, terutama setelah keguguran, membuat banyak Moms cemas. Pahamilah bahwa keguguran semakin kecil risikonya seiring perkembangan janin tiap minggunya, bahkan setelah berusia 13 minggu. Hindari pula riset berlebihan yang dapat mengkhawatirkan Moms, alih-alih Moms bisa meminta kepastian dan bantuan dari dokter. 

Merasa didengar dan berharga sangat baik diri sendiri, inilah pentingnya support system bagi Moms hamil, baik itu pasangan, sahabat, dokter, terapis, atau sesama Moms hamil lainnya. Moms dapat meminta mereka untuk membantu Moms melewati situasi sulit ini.

Praktik mindfulness merupakan cara untuk lebih memerhatikan pikiran, perasaan, dan dunia di sekitar. Melibatkan kesadaran atas apa yang Moms lakukan saat itu, misalnya melatih pernapasan atau berjalan kaki. Bisa juga dengan melakukan yoga hamil yang membuat pikiran lebih tenang, terutama di saat pikiran Moms berpacu.

Stres juga dipengaruhi oleh kondisi fisik, Moms. Istirahat, aktivitas fisik yang cukup, dan asupan yang bergizi seimbang dapat menurunkan risiko stres selama hamil. Minum air putih yang banyak dan jangan lewatkan sarapan. Sesekali berendam di air hangat, pijat hamil, juga dapat meringankan stres.

Mendengarkan musik setidaknya 30 menit dapat menurunkan kadar kortisol, yaitu hormon stres dalam tubuh.

Moms tidak sendiri menghadapi kehamilan ini.  ekhawatiran adalah hal yang wajar dirasakan. Ada banyak cara untuk meredakan stres dan merawat diri agar stres ini tidak berdampak pada kesehatan Moms, proses persalinan, dan memengaruhi perkembangan bayi.

Baca Juga : Moms Tidak Hamil Sendiri, Inilah Pentingnya Dukungan Pasangan