Kontraksi adalah salah satu 'alarm' alami yang menandakan bahwa bayi akan lahir. Tapi kita perlu membedakan kontraksi sebenarnya dengan kontraksi palsu.

Penyebab Kontraksi

Di dalam tubuh Ibu ada hormon yang disebut oksitosin. Nah hormon ini bertugas merangsang refleks pengeluaran ASI atau Air Susu Ibu. Tapi, selain merangsang produksi dan pengeluaran ASI, pengeluaran hormon ini juga menyebabkan rahim berkontraksi. Otot rahim Ibu jadi meregang dan mengerut yang membuat kepala bayi terdorong ke leher rahim, dan bayi pun siap lahir ke dunia.

Gimana sih rasanya kontraksi? 

Baca link berikut untuk memahami lebih lanjut mengenai kontraksi Braxton Hicks

Kalau Ibu benar-benar merasakan kontraksi, jangan panik, atasi kontraksi dengan mengatur nafas. lakukan teknik pernafasan dengan ketukan yang teratur, saat inhale maupun exhale (misalnya 4 hitungan nafas masuk, lalu 4 hitungan nafas keluar, lalu lanjutkan dengan 4 hitungan nafas masuk, tahan sebentar 7 ketukan, lalu hembuskan nafas keluar selama 8 hitungan). 

Follow IG @momsindonesia

Memasuki minggu ke-30 ke atas, boleh belajar menghitung jumlah kontraksi dan durasi tiap kontraksinya. Jika hilang timbul, maka Mom tidak perlu kuatir. 

Tapi jika Mom merasakan kontraksi kian kuat, dan durasi tiap kontraksinya berangsur lebih lama (jadi rumus kontraksi persalinan adalah: kontraksi kuat, intensitas dan durasi per kontraksinya meningkat), maka disarankan segera memeriksakan diri ke dokter, untuk mengecek apakah sudah mulai terjadi tanda persalinan. Dokter akan mengecek kesiapan janin, mungkin juga akan mengukur CTG (cardiotocography), bahkan mengecek apakah sudah terjadi bukaan atau belum.