Kanker payudara menjadi momok yang menakutkan bagi wanita. Tahukah Moms, kanker payudara menempati peringkat nomor dua sebagai pembunuh wanita. Dan, American Cancer Society memperkirakan 1 dari 8 wanita didiagnosis dengan penyakit kanker payudara. 

Bagaimana dengan di Indonesia? Di Indonesia pun kanker payudara juga kanker dengan kejadian tertinggi. Bila dulu kanker payudara ini sering menimpa wanita usia paruh baya, kini tidak lagi, Moms. Usia muda, seperti awal 20-an pun sudah bisa terkena kanker payudara. 

Aktris Pevita Pearce pada usia yang ke-24 sempat menjalani operasi pengangkatan tumor payudara. Untungnya, masih tergolong jinak.

Moms jangan pasrah menghadapi kemungkinanan terkena kanker ini, sekalipun memiliki faktor risiko berupa riwayat kanker dalam keluarga. "Hanya 5 sampai 10 persen kanker payudara yang dapat disalahkan pada mutasi gen yang diturunkan seperti BRCA, dan hanya 13 persen wanita dengan kanker payudara yang memiliki kerabat tingkat pertama dengan riwayat penyakit ini," kata Kristi Funk, MD, ahli bedah kanker payudara, Direktur Medis Pink Lotus Breast Center di Beverly Hills, California, dan penulis buku BREASTS: The Owner's Manual.

Faktanya, menurut  Heather Richardson, MD, spesialis kesehatan payudara di Bedford Breast Center di Beverly Hills, California, kesehatan  payudara itu sekitar 75 hingga 80 persen berada di bawah kendali seorang wanita. 

“Tapi sahabat saya sudah menjalankan gaya hidup sehat dan rutin melakukan cek payudara, kok, tetap terkena kanker payudara,” sanggah Moms. 

Memang benar, ada kejadian seperti itu. Setiap orang berisiko memiliki sel kanker di suatu tempat di tubuhnya. Meski demikian menerapkan kebiasaan yang baik untuk kesehatan payudara tetap penting, Moms. 

Selain memperkecil risiko atau mencegah Moms terkena kanker, Moms juga bisa terhindar terkena penyakit pembunuh utama lainnya, seperti serangan jantung, kanker lainnya, stroke, diabetes, Alzheimer, dan obesitas.

Jadi kebiasaan apa yang harus Moms terapkan sekarang untuk memperoleh payudara yang sehat? Ini kebiasaan yang disarankan.

1. Lakukan SADARI (periksa payudara sendiri)

Segera setelah mulai menstruasi, Moms lakukan mendeteksi keberadaan benjolan dan melihat perubahan di payudara. Dr. Funk menyarankan melakukan ini secara rutin pada setiap bulan. 

Bingung caranya? Banyak sekali youtube untuk mempelajarinya. Seperti dari YouTube resmi Dirjen Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Kesehatan RI ini: https://www.youtube.com/watch?v=Ou52YY-szcU

2. Melakukan mammografi

Selain rutin SADARI, lakukan mammografi setiap tahun saat Moms memasuki usia 40 tahun. Jika Moms  memiliki riwayat keluarga kanker payudara, mungkin Moms bisa  memulai mamografi sebelum usia 40.

Tak perlu juga menunggu usia 40, bila Moms merasakan benjolan padat, sekecil apa pun. Segeralah periksakan diri ke dokter. 

3. Makan lebih banyak sayuran

Apa yang Moms makan bisa berpengaruh dengan kejadian kanker. Tidak dapat disangkal bahwa pola makan nabati merupakan terbaik untuk payudara. Sayuran, kacang-kacangan, dan 100 persen biji-bijian memberikan pelindung nutrisi untuk risiko kanker. 

Di sisi lain, produk hewani dapat meningkatkan risiko kanker, yaitu dengan meningkatkan estrogen, yang memicu 80 persen dari semua kanker payudara. 

Dengan makan sayuran, Moms akan mengonsumsi makanan kaya antioksidan yang melepaskan molekul yang dapat mencegah radikal bebas, menghilangkan karsinogen yang mungkin Moms makan dan terpapar.  Bisa juga mencegah dan memperbaiki kerusakan DNA, mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel berbahaya dalam tubuh, menghambat pertumbuhan suplai darah yang dibutuhkan oleh tumor untuk tumbuh, merangsang sistem kekebalan tubuh, mengatur metabolisme hormon, dan mengurangi peradangan, Moms.

4. Brokoli, makanan pelawan kanker 

Sayuran brokoli, kedelai, dan ground flaxseed harus ada dalam daftar harian, kata Dr. Funk. Makan setengah cangkir brokoli mentah atau kukus untuk isothiocyanate yang mengurangi kanker. Kunyah brokoli secara menyeluruh untuk memecah dinding sel dan membiarkan molekul bercampur, menciptakan sulforaphane, yang menurut Dr. Funk "menunjukkan bakat dalam hal mencari dan menghancurkan sel kanker payudara." 

Kemudian konsumsi 2-3 porsi kedelai sehari, karena dapat mengurangi kejadian, kekambuhan, dan tingkat kematian akibat kanker payudara. Terakhir, makanlah 1 sendok makan ground flaxseed, yang mengandung fitonutrien kuat melawan kanker yang disebut lignan. Ground flaxseed adalah biji yang berasal dari tanaman rami dan hanya tumbuh di Asia, Eropa, serta wilayah Mediterania. Moms  bisa membelinya melalui toko online.

5. Batasi alkohol

Jangan tertipu dengan berpikir bahwa alkohol itu "aman", karena sebuah studi dari jurnal Lancet menyimpulkan bahwa tidak ada tingkat yang aman. Alkohol melemahkan sistem kekebalan, meningkatkan kadar estrogen, dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengubah folat menjadi bentuk pelindung DNA-nya. Ia menjadi methylfolate, yang menjadi faktor risiko pemicu kanker payudara. 

Di antara jenis alkohol, hanya anggur merah yang diperbolehkan, karena resveratrol dari kulit anggur merah dapat menghambat pembentukan kanker.

6. Bergerak lebih banyak

Wanita yang secara fisik aktif memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak aktif, kata Dr. Richardson. Di sisi lain, tidak banyak berolahrga meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 40 persen dibandingkan mereka yang berolahraga selama 3 - 4 jam seminggu. 

Harus ke gym dong? Tidak perlu. Bahkan berjalan cepat hanya 11 menit sehari dapat menurunkan kejadian kanker payudara sebesar 18 persen. 

Tidak berkeringat? Tidak masalah juga. Cukup berusaha untuk bergerak lebih banyak sepanjang hari dengan target lima jam seminggu. Misalnya, jalan kelililing rumah atau kantor sehabis makan siang, atau melakukan jumping jacks saat jeda iklan sewaktu menonton TV.

7. Pertahankan berat badan sehat

Kelebihan berat badan memiliki banyak konsekuensi kesehatan, termasuk peningkatan risiko kanker payudara. Wanita dewasa yang kelebihan berat badan dan obesitas memiliki risiko 50 hingga 250 persen lebih besar untuk terkena kanker payudara pascamenopause daripada wanita dengan berat badan normal lho, Moms. 

Plus, 50 persen kematian akibat kanker payudara pascamenopause dapat dikaitkan dengan obesitas.

8. Kenali tanda bahaya

Jika Moms melihat sesuatu yang tidak biasa di payudara, segera konsultasikan pada  dokter. Jangan takut disebut paranoid. Tanda-tanda itu seperti: 

Baca Juga :Cegah Risiko Kanker Payudara dengan Makanan Berikut