Pemerintah berencana untuk melaksanakan penyuntikan vaksin ketiga atau booster vaksin COVID-19 untuk masyarakat umum pada 2022 mendatang. Vaksin ini dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus Corona, Moms. 

Mengapa dan seberapa perlu kita perlu vaksin booster, yuk simak penjelasan berikut ini. 

Vaksin Booster vs vaksin tambahan

Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dosis booster merupakan dosis vaksin yang diberikan pada seseorang yang memiliki perlindungan yang cukup setelah vaksinasi, tetapi kemudian menurun setelah jangka waktu tertentu. Dosis booster ini juga diberikan pada beberapa vaksinasi lainnya, seperti cacar air, tetanus, dan campak.

Dosis booster berbeda dengan dosis tambahan atau additional dose. Dosis tambahan diberikan pada orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan sedang hingga berat dan tidak membangun perlindungan yang cukup ketika pertama kali mendapatkan vaksinasi. Hal ini dapat terjadi pada beberapa orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. CDC juga merekomendasikan orang dengan gangguan kekebalan sedang hingga parah untuk menerima dosis tambahan (ketiga) dari vaksin mRNA COVID-19.

Alasan pemakaiann vaksin booster

Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO Dr. Katherine O'Brien memaparkan ada 3 alasan yang mungkin memerlukan vaksin booster, yaitu:  

 

 

Jika Moms termasuk dalam kategori orang yang tidak merespons secara memadai terhadap dua dosis pertama yang diterima, seperti memiliki gangguan kekebalan tubuh, mungkin perlu menerima dosis ketiga. Hal ini karena  dua dosis yang diberikan sebelumnya itu tidak memberikan respons perlindungan terhadap virus COVID-19 sepertinya layaknya pada orang normal dan sehat.

 

 

Jika seiring waktu kekebalan yang diterima dan dicapai sebagai hasil dari vaksinasi mulai berkurang, mulai memburuk atau turun seiring waktu, mungkin, perlu diberikan vaksin ketiga.

Namun faktanya, menurut Kate yang juga seorang ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus, bukti saat ini menunjukkan vaksin COVID-19 telah memberikan pertahanan dengan sangat baik untuk melindungi dari kondisi parah, kemungkinan untuk rawat inap, atau bahkan kematian.

 

 

Alasan ketiga kemungkinan diberikan dosis ketiga adalah jika kinerja vaksin yang kurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian COVID-19 yang muncul. 

Terhadap alasan ini Kate juga melihat pemberian vaksin yang telah diberikan (dosis 1 dan 2) telah berkinerja dengan sangat baik dalam melawan varian COVID-19 dan bertahan menghadapinya agar tidak menjadi penyakit parah. 

Jadi, apakah vaksin booster perlu dilakukan?

Berdasarkan penelitian, dosis ketiga vaksin Pfizer memang dapat meningkatkan perlindungan dari keparahan untuk orang-orang berusian 60 tahun ke atas. pihak Sinovac sudah melakukan studi terkait booster vaksin COVID-19 dan hasilnya cukup baik.

Namun, menurut WHO, jika melihat secara global, pemberian dosis ketiga ini akan memperburuk ketidaksetaraan karena meningkatnya permintaan vaksin yang kian melangka.

Terdapat negara-negara yang tingkat vaksinasinya sangat rendah atau bahkan belum menerima vaksinasi, seperti Mesir, Vietnam dan beberapa negara di benua Afrika.

Namun, Ketua Satuan Tugas COVID-19 PB Ikatan Dokter Indonesia, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, menilai vaksinasi dosis ketiga penting dilakukan.Hal ini karena ia melihat terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada negara-negara yang masyarakat sudah banyak disuntik vaksin dua dosis.

Prioritas vaksin booster, menurut Zubairi, diberikan kepada mereka yang menjadi tenaga kesehatan, pelayan publik, orang yang memiliki komorbid, dan juga kelompok lanjut usia (lansia).

Vaksinolog, Dr. dr. Sukamto Koesno, menambahkan ada masa saat kekebalan yang dirangsang oleh vaksin pada waktu tertentu akan turun. Untuk itu, perlu diberikan vaksin booster dengan harapan antibodi yang telah menurun bisa meningkat kembali.

Baca Juga :Yuk, Ajak Anak Ikut Vaksinasi COVID-19