Berinvestasi sepertinya telah menjadi hobi baru selama pandemi. Tergila-gila pada saham hingga cerita investor pemula yang membeli saham dan mendapatkan keuntungan setidaknya 100% per saham, membawa kehebohan tersendiri. Belum lagi kebangkitan cryptocurency telah mencetak lahirnya beberapa jutawan baru.

Mendengar kabar bahwa semua uang itu tampaknya mudah didapat, Moms mungkin mulai berpikir inilah saat yang tepat untuk ikut berinvestasi. Tapi, cek dulu, Moms. Jika Moms memiliki situasi di bawah ini, lebih baik tunda investasi agar tidak sia-sia. 

Utang belum tentu menjadi masalah. Apalagi jika utang itu berupa cicilan dengan bunga rendah dan untuk keperluan yang memang penting, seperti cicilan rumah atau transportasi untuk menunjang mobilitas keluaga.

Lain halnya jika utang ini berupa utang kartu kredit dan untuk keperluan pribadi pula.  Jika ini terjadi sebaiknya tunda dulu keinginan berinvestasi. “Berinvestasi dalam situasi ini adalah tanda bahaya karena menunjukkan seseorang berinvestasi untuk jangka pendek, yang merupakan cara lain untuk menggambarkan tindakan spekulasi,” kata, Ivory Johnson, perencana keuangan bersertifikat dan pendiri Delancey Wealth Management

Anggaplah Moms mampu bertekad bisa membayar cicilan utang, dan dapat pula meraih keuntungan besar dengan investasi di pasar saham, ini terjadi:  katakanlah Moms mendapatkan rata-rata 7% sebagai pengembalian investasi, tetapi Moms harus membayar bunga kartu kredit sebesar 18%. Keuntungan yang Moms dapatkan tidak dapat menutup fakta bahwa utang kartu kredit itu jauh lebih besar, Hampir 3 kali lipat!

Kalaupun Moms bisa membayar cicilan utang, sekaligus berinvestasi, Johnson menilai, investasi tidak akan bertahan lama. Tipe seperti ini akan menguangkan investasi sebelum mendapat manfaat dari bunga majemuk investasi.

Jadi, lebih baik untuk fokus membayar utang berbunga tinggi secepat mungkin. Kemudian gunakan sebagian uang yang sebelumnya digunakan untuk pembayaran utang tersebut untuk mulai berinvestasi.

Dana cadangan atau rekening tabungan penyangga berguna ketika keadaan tak terduga muncul. Jika tiba-tiba rumah bocor atau mobil harus diservis, di sini tabungan penting agar tidak terkena risiko terlilit hutang kartu kredit atau pinjaman online. 

Dari pandemi  mungkin Moms pun telah belajar  bahwa memiliki cadangan uang sangat penting. Pemutusan hubungan kerja bisa terjadi sewaktu-waktu, atau usaha yang dilakukan bangkrut.

Kan ada duit dari investasi? Memang. Tapi mencairkan uang investasi perlu proses sehari atau dua hari, Moms.  Lebih repot lagi jika jenis investasi yang Moms tanam itu bukan likuid. Misalnya rumah atau mobil. Ini perlu waktu untuk dijual.  

Johnson menyarankan untuk memiliki cadangan uang ini setidaknya yang bisa menutup biaya hidup untuk 3 bulan. Idealnya di rekening tabungan terpisah. Jika terasa berat, tabungan boleh saja untuk biaya hidup 1 bulan saja. Tapi, terus ditingkatkan. 

Ryan McPherson, perencana keuangan bersertifikat dan Direktur pembinaan  pendidikan di Smartpath, merekomendasikan dana cadangan sebanyak tiga bulan biaya hidup jika mereka memiliki pekerjaan tetap, dan sebesar 6 bulan untuk para wiraswasta atau pekerja lepas atau pegawai kontrak.

Jangan hanya terpukau dengan berita keberhasilan seseorang yang meraih keuntungan tinggi dari produk investasi tertentu, misalnya dari saham atau uang crypto. Kenyataannya banyak juga yang kehilangan uang mereka karena nilai investasi anjlok dari waktu ke waktu. 

Lakukan riset untuk membantu Moms memahami jenis risiko dalam jenis investasi, sehingga  lebih siap sebelum memulai atau menghadapi bila nilai investasi menurun.

Moms juga harus memastikan untuk memahami jenis investasi yang paling cocok untuk tujuan keuangan Moms dan keluarga. Misalnya jika ingin investasi di bursa saham, Moms coba pahami terminologi investasi dasar seperti rasio pengeluaran, biaya manajemen, dan dividen. Plus, memahami berbagai jenis kendaraan investasi seperti saham, obligasi, reksa dana, dan dana yang diperdagangkan di bursa

Banyak riset di internet bisa dilakukan. Buku-buku untuk memulai dan cara berinvestasi pun banyak. Jika uang yang akan diinvestasikan ini cukup besar, Moms pun bisa berkonsultasi dengan financial planner.

Baca Juga :3 Jenis Investasi untuk Keluarga Muda