Si Kecil sudah memasuki usia 6 bulan, Moms. Sudah waktunya untuk makan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Namun, saat disuapi, si Kecil melepehkan makanan itu,  bahkan menangis keras saat dipaksa. Apa yang harus dilakukan?

Jangan panik

Pertama

Moms jangan terlalu merasa khawatir, apalagi panik. Si Kecil mungkin tidak suka makanan padat saat ini, tapi itu tidak akan berlangsung selamanya, Moms. Kemungkinan si Kecil hanya merasa asing saja dengan sesuatu yang baru, seperti rasa baru, tekstur baru, bentuk baru dan sebagainya. Pasalnya, dalam 6 bulan kehidupannya, dia hanya mengenal satu rasa dan satu tekstur yaitu ASI atu susu formula. 

Kedua

saat pertama kali memperkenalkan makanan padat, sesungguhnya itu masih bersifat berlatih saja, Moms. Tenang saja, si Kecil tidak akan kelaparan, apalagi sampai terganggu kesehatannya karena menolak makanan padat ini. Toh, masih ada ASI atau susu formula kan, Moms yang menjadi sumber nutrisi utamanya. 

Jadi, jika si Kecil benar-benar menolak bubur kacang polong yang Moms siapkan dengan susah payah, ya, tidak apa-apa. Masih ada ASI atau susu formula untuk membantunya. 

Coba 4 hal ini 

Untuk beberapa waktu Moms memang masih bisa mengandalkan ASI atau susu formulanya untuk asupan harian si Kecil. Tetapi, jangan terlalu lama, Moms. Untuk tumbuh kembangnya yang pesat, anak membutuhkan asupan nutrisi dan energi dari MPASI-nya.  Lakukan berbagai cara untuk membuatnya membuka mulut dan menelan MPASI yang Moms sediakan. Coba Moms praktikkan 4 tip ini: 

Cobalah makanan yang berbeda

Waktu diperkenalkan dengan bubur kacang polong, ia menolak. Besok, coba berikan sereal beras merah. Si Kecil menolak lagi? Jangan pantang menyerah Moms. Coba dengan bubur alpukat.  Begitu seterusnya.

Saat Moms menjajalkan anak  berbagai makanan, kemungkinan besar  Moms akan menemukan jenis makanan yang disukai si Kecil. 

Pertimbangkan untuk menawarkan beberapa tekstur makanan. Bisa jadi si Kecil tidak terlalu suka dengan tektur yang terlalu halus dengan blender. Jadi berikan pilihan makanan yang dicincang halus atau makanan yang bisa digigitnya, seperti baby cookies.

Dan bila ia makin besar, cobalah variasi makanan dari makanan yang dimakan oleh keluarga. Beberapa bayi tampak lebih menyukai makanan yang dilihatnya juga  dimakan oleh ibu atau ayahnya

Dorong untuk makan sendiri 

Jika bayi Moms sudah cukup besar (8 atau 9 bulan), dorong dia untuk makan sendiri.  Bisa jadi si Kecil tidak menyukai pisang yang dihaluskan dengan sendok, dan disuapkan ke mulutnya. Ia malah sangat menyukai potongan kecil pisang yang bisa dia makan sendiri. 

Bila umurnya lebih kecil, Moms bisa mengenalkan serunya bisa makan sendiri. Moms tetap menyuapkan makannya. Tapi berikan juga si Kecil sedikit makanan ini dalam mangkuk dengan sendok kecilnya. Biarkan ia berlatih menyuap makannnya, walaupun mungkin hasilnya berantakan. Terkadang, dengan membiarkannya memegang kendali akan membuat si Kecil merasa bersemangat untuk mencoba makanan itu. 

Menjadi kreatif! 

Dalam usianya yang baru beberapa bulan, anak masih dalam tahap mencoba segala hal. Dan belum terbiasa untuk pola makan yang sama. Coba lalukan beberapa cara untuk membujuknya makan, seperti: 

     Bisa jadi perubahan kecil seperti ini membuat dia tertarik untuk makan.

Menyerah ...

Pepatah mengatakan: Biarlah mundur satu langkah untuk maju dua langkah. Begitupun dalam memberikan MPASI si Kecil. Pada satu titik, jika semua strategi Moms gagal membuatnya makan, jangan takut untuk menyerah. Tentunya jangan lama-lama ya Moms. Hanya selama semingu atau dua minggu. 

Bagaimanapun, membuat si Kecil menelan makanannya bukan arena pertempuran yang harus dimenangkan. Si Kecil yang masih bayi ini juga bisa merasakan rasa frustasi Moms. 

Jadi, break saja dulu. Istirahatkan pula kekesalan Moms dalam menghadapi penolakan anak untuk makan. Lantas coba lagi nanti. 

Nah, jika Moms telah mencoba berbagai strategi di atas tanpa hasil, atau jika khawatir penolakan si Kecil untuk makan merupakan tanda dari sesuatu yang lebih serius, konsultasikan ke dokter anak. Pastikan penolakan untuk makan dari si Kecil bukan karena menderita kondisi medis tertentu.

Baca Juga :Resep Makanan Lembik Bayi yang Kaya Nutrisi