Bayi Moms mengalami kesulitan tidur, padahal sebelumnya bisa tidur nyenyak? Itu hal yang wajar, Moms. Apa yang dialami si Kecil disebut regresi tidur.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Pediatrics pada 2010, setelah usia 3 bulan, bayi sudah menemukan rutinitas tidur yang teratur. Namun, di masa pertumbuhannya menuju balita bisa saja terjadi ia mengalami kemunduran atau regresi untuk tidurnya. 

Regresi tidur adalah ketika balita yang biasanya tidur nyenyak tiba-tiba menolak untuk tidur, sering terbangun di malam hari, atau bangun di malam hari dan tidak akan kembali tidur.

Regresi tidur ini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan si Kecil, Moms, khususnya perkembangan otaknya yang pesat. Nah,  pertumbuhan ini dapat mengganggu hormon yang mengatur tidur di otak, Moms. Pada dasarnya otak balita mengatur ulang dirinya sendiri. Namun pengaturan ulang ini bisa berakibat mengganggu tidur anak. 

Mengapa Ini Terjadi?

Regresi tidur biasanya bersifat sementara. Selain karena proses tumbuh kembang, regresi tidur juga bisa terjadi karena faktor eksternal, seperti proses tumbuh gigi, bepergian, stres, perubahan rutinitas, atau sedang sakit. 

Meski kebanyakan kondisi ini bersifat sementara, namun, Moms tetap perlu mencari cara untuk mengatasinya. Oh ya, Moms, regresi tidur ini bisa dialami tak hanya di masa balita tapi  bisa terjadi (kapan saja waktunya) hingga ia remaja. 

Selain itu, Moms, tidur sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak si Kecil.  Pada saat tidur, otak si Kecil lebih aktif dibandingkan saat terjaga. Itu sebabnya si Kecil perlu memiliki tidur yang cukup, Moms. Pada usia dua tahun, balita membutuhkan sekitar 12 hingga 14 jam tidur per hari. Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk di awal kehidupan  memberikan dampak pada anak, seperti gangguan perilaku dan defisit kognitif.

Menangani regresi tidur

Kunci utama mengatasi regresi tidur anak adalah konsistensi, Moms. Otak si Kecil  perlu mempelajari kembali cara tidur, tidur dengan nyenyak, atau cara kembali tidur setelah terbangun di malam hari.  Di samping itu, cobalah Moms tetap tenang dan sabar saat menghadapi perubahan ini. Tidak perlu terlalu khawatir ya, Moms. 

Di bawah ini beberapa cara untuk membantu si Kecil untuk mendapatkan rutinitas tidur nyenyaknya kembali: 

Tetap konsisten

Tetap konsisten dengan rutinitas waktu tidur si Kecil yang sudah diterapkan selama ini. Pertahankan rutinitas sebelum tidurnya, seperti  mandi air hangat atau dibersihkan tubuhnya dan berganti baju tidur yang nyaman.  Kemudian dilanjutkan dibacakan buku cerita sambil si Kecil memeluk boneka kesayangannya. Rutinitas menjadi isyarat kepada si Kecil bahwa sudah waktunya bersiap-siap untuk tidur. 

Tetap tenang

Tenang di sini maksudnya Moms jangan langsung mencoba berbagai strategi untuk membuat si Kecil tertidur.  Jalankan saja rutinitas menjelang tidur seperti biasanya.  Saat waktunya tidur, ya tidur. Hibur si Kecil, buai dirinya hingga tenang dan tertidur.

Beberapa Moms mungkin ada yang membantu si Kecil untuk tidur ini dengan mengajaknya tidur bersama Moms dan Dads. Strategi ini bisa saja dipakai jika  Moms dan Dads tidak bermasalah kalau si Kecil terus bergabung tidur bersama hingga kemudian hari. Tapi, jangan jadikan solusi, jika hanya untuk jangka pendek. 

Batasi waktu layar

Buat batasan waktu bagi anak memplototi layar TV, komputer atau ponsel. Terus menerus melihat layar hingga jelang tidur telah dikaitkan dengan gangguan tidur pada anak-anak. Jadi batasi waktu layar ini, Moms. Misalnya, dua jam sebelum tidur si Kecil tidak diberikan izin untuk main atau menonton di ponsel atau televisi. Hindarkan pula menempatkan televisi di ruang anak tidur. 

Pertimbangkan konsultan tidur

Bila Moms cukup kesulitan mengatasi kemunduran tidur anak, jangan segan-segan meminta bantuan dokter spesialis ganggguan tidur. Di beberapa rumah sakit malah dilengkapi dengan klinik terapi tidur. Bukan hanya mengobati, tetapi mencari akar penyebab si Kecil mengalami regresi tidur, sehingga ke depan tidak terulang lagi. 

Lantas, kapankah regresi tidur dianggap memerlukan bantuan dari dokter? Meskipun setiap anak berbeda, umumnya dianggap bahwa regresi tidur hanya berlangsung beberapa minggu. Regresi tidur akan lebih kerap terjadi itu biasanya pada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus atau gangguan kejiwaan atau medis. Bila si Kecil tidak mengidap hal tersebut,  Moms perlu mewaspadai waktunya tidurnya yang berantakan ini bila: 

Baca Juga :Pola Tidur Bayi Usia 4 - 6 Bulan, Atasi Rewel di Malam Hari