Setelah lama bungkam meski mendapat banyak cacian dan fitnah di forum daring, influencer Rachel Vennya, akhirnya berani buka suara tentang perasaan yang ia pendam terhadap perlakuan itu.

Sebagaimana diungkapkan di Instagram story-nya, ia melakukan chat kepada pihak media tempat grup online itu berada. Ia meminta supaya pihak adminstrator melacak pemilik akun forum itu sebagai efek jera. 

Langkah yang dilakukan Rachel ini menimbulkan pro kontra. Ada yang mendukung. Dan ada yang kontra sebagai langkah sok kuasa, berlebihan. Apalagi mengingat dia sebagai figur publik. 

Moms bisa jadi mengalami masalah seperti Rachel Vennya. Pergosipan sering terjadi di antara para Moms. Dan, bukan lagi terbatas sewaktu para mamah muda ngumpul bareng. Dunia online, seperti Forum daring atau Whatsapp Group menjadi ajang untuk menggosipkan dan bersikap julid alias iri dan dengki. Bagaimana menghadapinya?

Bisa membahayakan jiwa

Rachel Vennya terang-terangan mengaku memiliki masalah psikologis. Selain menderita bipolar disorder, Rachel juga pernah mengalami baby blues. Salah satu penyebabnya karena ia terpengaruh hujatan dan cemoohan dari netizen yang diterima Rachel saat melahirkan sang buah hati. Depresi dan tertekan ia rasakan. 

Memang gangguan dan pelecehan dunia siber bisa menyebabkan berbagai gangguan psikologis, bahkan menggiring korbannya memiliki pikiran buruk, seperti ingin mengakhiri hidupnya. Menurut Evita March, peneliti studi psikologi dari Federation University Australia, gangguan siber seperti trolling, bisa menimbulkan gangguan fisik dan mental seperti:

Langkah hadapi gangguan atau pelecehan siber

Paparan konten negatif terus-menerus dapat membuat Moms yang menjadi korbanya  merasa kesal,  marah, atau tertekan. Tak jarang korbannya akan merasa dirinya tidak berharga dan mempersalahkan dirinya sendiri.  

Ada beberapa langkah untuk menanggapinya, yakni:

Pertimbangkan perilaku yang Moms terima itu. Jika berupa cyberbullying atau cyberstalking ini bisa Moms langsung laporkan ke administrator situs atau melakukan langkah pidana dengan melaporkan ke aparat yang berwajib. Namun, bila trolling, inilah yang perlu pertimbangan hati-hati.  Beberapa menganjurkan untuk mengabaikannya, namun beberapa menganjurkan untuk menanggapinya. 

Bila gangguan berupa trolling kebanyakan menganjurkan agar mengabaikan saja. Pelaku troll menginginkan reaksi. Mereka ingin korbannya menjadi marah dan terus membalas pesan mereka. Mereka ingin korbannya menandai temannya, dan menarik orang lain ke dalamnya juga. Seringkali, dengan mengabaikan konten sama sekali dan tidak menanggapi, pelakunya akan bosan dan tidak melanjutkan lagi.

Tapi jika Moms sebagai korbannya ingin menanggapi, tanggapi dengan  cara  elegan. Jangan sampai ikut ke level si pelaku troll. Karena berisiko mengakibatkan: 

Cara menanggapinya misalnya memberi komentar ke grup  dengan kalimat:  “Wow. Sepertinya ada troll yang mencoba menyerang orang di situs ini, menggagalkan dialog yang berarti, dan mengontrol percakapan kita.” Atau: “Mari kita sama-sama memberikan komentar dengan pedoman saling menghargai”.

Tapi jika Moms sebagai korban tidak tahan terhadap perlakuan ini, Moms bisa melaporkan kepada administrator atau moderator situs atau grup percakapan. 

Cara lain, pada berbagai situs media sosial memberi pilihan untuk memblokir dan melaporkan konten yang menyinggung, atau Moms dapat memblokir individu tersebut. Jika Moms melakukan ini, ada kemungkinan situs tersebut memperhatikan mereka yang memposting hal-hal buruk dan memblokir aksesnya, sehingga tidak dapat memposting lagi.

Jika postingan itu membuat Moms merasa kesal, marah dan merasa tertekan, pertimbangkan untuk berhenti dari internet. Keluar dari akun sosial dan tetap offline selama beberapa hari. Ini akan memberi Moms istirahat, dan mudah-mudahan menyebabkan gangguan siber ini terhenti karena mereka tidak mendapat respons.

Di saat ini, terpenting menjaga dan merawat diri sendiri. Yakinkan diri bahwa diri Moms berharga. Apa yang dicemooh oleh para perundung atau troll itu tidak benar. Itu bukanlah cerminan diri Moms. 

Ada baiknya juga mendapatkan dukungan dari keluarga atau sahabat  yang mencintai Moms, atau orang-orang yang dituakan bagi Moms. Dukungan mereka bisa membantu menyakinkan diri Moms, bahwa dunia nyata memandang Moms sebagai pribadi yang hebat dan berharga. 

Baca Juga :Kenali 3 Pelecehan Dunia Online, Jangan Sampai Jadi Korban atau Pelakunya!