Moms mungkin pernah mengalami kejadian yang menggambarkan kuatnya insting Moms terhadap si Kecil. Misalnya, seperti yang dialami oleh seorang Moms, Marina. Anaknya, Alika, diyakinkan gurunya baik-baik saja dalam belajar di kelas. Walaupun prestasi akademiknya biasa saja, dan cenderung stagnan. Namun, suara hatinya mengatakan ada sesuatu yang salah. 

Ia pun membawa anaknya diuji oleh psikolog perkembangan anak. Ternyata Alika seorang disleksia. Dia membutuhkan terapi wicara, serta terapi okupasi untuk keterampilan motorik halus. 

Dalam hal ini, Moms Marina bertindak berdasarkan intuisi, suara hatinya. Menurut para ahli, intuisi bisa menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang tepat. Intuisi Moms termasuk yang dipercaya. Tetapi mengetahui kapan harus memercayai intuisi adalah dilema yang seringkali dirasakan para Moms.

Baca Juga :Mengenali Kecemasan dan Stres Pada Anak

Apa itu Intuisi Ibu?

Intuisi atau insting adalah ide untuk membuat keputusan tanpa alasan analitis, Moms. Para ahli mengatakan intuisi adalah sinyal dari otak ke saluran gastrointestinal (GI) dan sebaliknya. Antonio Damasio, M.D., Ph.D., seorang ahli saraf dan profesor di University of Southern California, percaya bahwa emosi memainkan peran kunci dalam pengambilan keputusan, mengacu pada insting sebagai penanda somatik. Ini adalah gagasan bahwa pengalaman emosional masa lalu menciptakan firasat masa depan.

Mengapa intuisi seorang Moms lebih tajam? Semuanya bermula dari dalam rahim. "Naik turunnya hormon kehamilan sewaktu mengandung anak, bersama dengan lonjakan oksitosin selama persalinan, membuat seorang ibu jadi lebih responsif, Moms. Prioritas utama seorang ibu baru seringkali adalah memastikan bayinya aman, dan dia akan memiliki ambang batas yang rendah untuk merasakan sesuatu yang salah.

Tapi bisa terjadi pula sebuah hal dikira intuisi Moms, sebenarnya tidak. Sebaliknya, itu adalah kecemasan yang menyamar sebagai firasat kita. Apa bedanya? Shimi Kang, M.D., psikiater, penulis The Dolphin Parent, peneliti ilmu saraf, telah mempelajari perbedaannya. "Masalah dengan naluri adalah bahwa ketika kita tidak seimbang, mereka cenderung membawa kita ke arah yang salah," katanya. 

Intuisi adalah pengetahuan bawaan yang diberikan kepada kita oleh alam dan hanya dapat diakses di tempat kesadaran yang tenang. Naluri bisa salah, tetapi intuisi selalu benar, Moms.

Intuisi muncul sebagai sesuatu yang netral, tidak bermuatan emosi, dan hampir tidak bersifat pribadi, hanya informasi, Moms. Sedangkan ketakutan memiliki muatan emosional yang tinggi dan mungkin terkait dengan masalah kecemasan yang belum diatasi Moms. 

Kapan Harus Mempercayai Intuisi Ibu?

Selain terkadang kesulitan membedakan antara intuisi dan kecemasan, Moms juga mungkin menekan keputusan berdasarkan intuisi karena pengaruh pendapat atau pandangan orang lain. Pikiran atau pendapat  orang lain akrhinya menenggelamkan intuisi Moms sendiri. Bahkan membuat tambah bingung dan ragu.

Karena itu Moms, cobalah untuk terus mendengarkan suara hati Moms. Tidak ada yang salah Moms mendengar pendapat orang lain, namun jangan sampai mengorbankan kehilangan suara hati Moms sepenuhnya. 

Yang tahu pasti kapan harus mempercayai intuisi adalah Moms sendiri. Moms adalah yang paling mengenal si Kecil. Jika Moms dapat mengesampingkan kecemasan atau ketakutan, sebaiknya Moms memercayai suara hati seorang ibu  dalam diri Moms.