Kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan merupakan hal yang normal pada anak. Dalam banyak kasus,   kecemasan datang dan pergi dan tidak berlangsung lama, Moms. 

Lantas, apa saja yang bisa menjadi kecemasan dan ketakutan si Kecil? 

Berbeda pada tiap tahap perkembangan

Faktanya pula, kecemasan pada si Kecil itu  bisa jadi berbeda pada tahap setiap perkembangan usianya. Sebagai contoh:

Umumnya, bayi dan balita cenderung tidak khawatir tentang berbagai hal. Karena  untuk merasakan rasa khawatir, si Kecil harus membayangkan masa depan dan hal-hal buruk yang mungkin terjadi di dalamnya. Inilah sebabnya mengapa kekhawatiran menjadi lebih umum pada anak-anak di atas usia 8 tahun.

Anak-anak juga mengkhawatirkan hal-hal yang berbeda seiring bertambahnya usia. Pada awal masa kanak-kanak, si Kecil mungkin khawatir akan sakit atau terluka. Begitu bertambah usia hingga jelang remaja, fokusnya menjadi kurang konkrit. Misalnya, si Kecil mungkin banyak berpikir tentang perang, ketakutan lingkungan, ekonomi dan politik, hubungan keluarga dan sebagainya.

Jenis kecemasan pada anak

Anak-anak dapat mengalami beberapa jenis kecemasan. Jenis yang paling umum adalah kecemasan sosial, kecemasan karena perpisahan dan kecemasan umum, Moms.  Seorang anak mungkin hanya merasakan satu jenis kecemasan, atau mereka mungkin merasakan beberapa jenis kecemasan. Ini penjelasan masing-masing kecemasan anak: 

 

 

Kecemasan sosial adalah rasa takut dan khawatir dalam situasi yang membuat anak harus berinteraksi dengan orang lain, atau menjadi fokus perhatian. Anak-anak dengan kecemasan sosial mungkin akan tampak seperti ini, Moms:

Kecemasan perpisahan adalah ketakutan dan kekhawatiran yang dialami si Kecil ketika mereka tidak bisa bersama orang tua atau wali mereka. Anak-anak dengan kecemasan perpisahan mungkin akan bereaksi seperti ini, Moms: 

 

 

Si Kecil dengan kecemasan umum cenderung khawatir tentang banyak segi kehidupan, mulai dari teman di kelompok bermain hingga acara dunia. Si Kecil dengan kecemasan umum mungkin akan mengalami ini:

 

 

Baca Juga :Mengenali Kecemasan dan Stres Pada Anak