Seperti halnya orang dewasa, anak juga butuh didengarkan, Moms, entah itu sekadar cerita, curhat atau penpendapat. Sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari pentingnya menjadi pendengar yang baik bagi anak. 

Jika Moms mampu menjadi pendengar yang baik bagi anak, ia akan merasa dimengerti dan diterima sebagai manusia dan anak. Moms juga sekaligus memperkuat harga diri anak, juga membuatnya lebih percaya dan terbuka pada Moms.

Para ahli juga mengatakan bahwa ada hubungan antara anak yang terbiasa didengar dan mendengar orang lain dengan kesuksesan karir, hubungan, dan kehidupan di masa depan.

Menjadi pendengar yang baik tidak hanya mendengarkan anak bercerita dan memberi respons seadanya tanpa ekspresi, misalnya hanya berucap, “Oh.”  Menurut Michael Nichols, Ph.D., penulis buku The Lost Art of Listening, menjadi pendengar yang baik berarti Moms mampu menyampaikan rasa empati.

Baca Juga : Jangan Katakan 3 Kalimat Ini Pada Anak

Cobalah untuk mencari makna implisit dari perkataannya, dan respons dengan empati. Dengan cara ini, Moms menunjukkan pada anak bagaimana cara menjadi pendengar yang baik juga, salah satu kemampuan sosial yang penting. 

Baca Juga : Mendidik Anak Jujur dan Terbuka

Bagaimana cara menjadi pendengar yang baik bagi anak? Mudah kok, Moms, coba deh langkah-langkah berikut ini” 

Fokus

Ketika anak ingin mengatakan sesuatu pada Moms, usahakan untuk menghentikan apa pun kegiatan yang sedang Moms lakukan, bisa juga dengan menarasikannya dengan, “sebentar, Moms matikan TV dulu.” Psikoterapis Tina Payne Bryson juga merekomendasikan Moms dan si Kecil untuk duduk, karena saat duduk anak bisa relaks, dan merasa Moms berkonsentrasi mendengarkannya, serta menghargai hubungan antara Moms dan anak. 

Menanyakan pertanyaan yang bagus

Esensi dari mendengarkan dengan efektif tak selalu suasana yang hening, terkadang Moms juga perlu mengajukan pertanyaan pada anak untuk memastikan respons seperti apa yang diharapkannya, apakah solusi atau hanya butuh didengarkan? Menurut Dr. Damour, itulah pertanyaan dasar yang diajukan saat anak curhat atau merasa kesal. Pastikan pula Moms memahami apa yang anak katakan dan tidak mengajukan pertanyaan yang mengandung makna terselubung. Pendengar yang baik mengajukan pertanyaan yang baik, bukan pertanyaan yang disamarkan sebagai upaya untuk membujuk, menasehati anak.

Baca Juga : Cara Didik Anak Agar Memiliki Etika yang Baik

Mengatakan kembali apa yang Moms dengar dari anak

Cara ini juga menunjukkan Moms sedang aktif dan reflektif saat mendengarkan si Kecil. Respons singkat ini bisa berupa ungkapan, “Serunya!”, “Ughh”, atau kalimat lebih panjang yang menunjukkan empati Moms pada ceritanya. Pada anak yang lebih muda, respon reflektif saat mendengarkan bisa sesederhana Moms mengidentifikasi perasaan mereka saat itu, misalnya “Kamu kesal ya” atau “Kamu sedih ya.” Menurut Dr. Bryson, ketika Moms dengan empati dan akurat mengidentifikasi perasaan anak, akan berpengaruh ke sistem saraf mereka dan membuatnya lebih tenang.

Mendengarkan dengan semua indera

Ini berarti Moms tidak hanya mendengarkan dengan telinga, tetapi juga mata, otak, dan hati. Mendengarkan anak membutuhkan kehadiran Moms. Tak hanya secara verbal, tetapi juga non-verbal. Tentu saja, Moms tidak bisa selalu fokus pada anak, misalnya saat menyetir atau memasak, namun ketika Moms fokus walau sambil mengerjakan hal lain, si Kecil tetap dapat merasakan perhatian dari Moms.