Pola asuh Moms dapat memengaruhi anak dalam segala aspek, mulai dari fisik hingga mentalnya. Maka, penting bagi Moms untuk memahami dan menerapkan pola asuh yang tepat demi mendukung tumbuh kembang anak. 

Peneliti mengklasifikasikan 4 tipe/gaya mendidik anak, yaitu otoriter, otoritatif (authoritative), permisif, dan tidak terlibat (uninvolved).

Baca Juga : Dampak Pola Asuh Overparenting pada Anak

Kali ini yang akan dibahas adalah pola asuh permisif yang juga dikenal sebagai pola asuh yang memanjakan. Jika Moms menetapkan aturan tetapi jarang menerapkannya, jarang memberikan konsekuensi, dan cenderung membiarkan anak belajar sendiri tanpa dibimbing, bisa jadi Moms menggunakan pola asuh permisif.

Orangtua yang permisif jarang mendisiplinkan anak, menghindari konfrontasi, alih-alih menetapkan aturan dan ekspektasi atau mencoba mencegah masalah terjadi, orangtua ini memilih untuk membiarkan anak-anak mencari tahu sendiri.

Faktor Moms menerapkan pola asuh permisif

Beberapa Moms dibesarkan oleh orangtua yang sangat mengontrol atau helicopter parenting berkemungkinan akan mengadopsi atau mempraktikkan hal yang sebaliknya, yaitu menerapkan pola asuh yang sangat santai bagi anak-anak.

Baca Juga : Helicopter Parenting dan Dampaknya Bagi Anak

Sebagian lagi mengadopsi pola asuh permisif karena ingin berteman dengan anak. 

Ada juga beberapa Moms mengadopsi pola pengasuhan permisif karena Moms yang juga santai dalam hidup, bukan gaya yang terstruktur atau disiplin, juga tidak suka memaksakan aturan atau batasan apa pun pada anak-anak.

Di sisi lain, memberikan anak kebebasan dapat mengoptimalkan potensi dan minat anak, namun tetap perlu adanya bimbingan dan pengawasan Moms. Pola asuh permisif bisa jadi berdampak pada buruk bagi anak, misalnya muncul masalah perilaku, bersikap impulsif, ketidakcakapan emosional, ketidakmampuan dalam mengambil keputusan, serta kurangnya kemampuan dalam mengatur waktu dan kebiasaan lainnya.

Jika Moms sudah telanjur menggunakan pola asuh permisif, Moms dapat mengadopsi poin-poin berikut agar pola asuh permisif berdampak positif bagi anak:

1. Mencoba untuk konsisten

Walau Moms merasa sulit untuk bersikap tegas dan konsisten terhadap anak, tetapi pendekatan ini bisa Moms terapkan secara bertahap dan dengan penuh kasih sayang. Misalnya, Moms dapat memberitahu anak pentingnya aturan dan konsekuensi, jelaskan juga alasan dibalik penerapan aturan tersebut yang dapat diterima anak secara sederhana.

2. Menjelaskan konsekuensi

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun terkadang kesulitan untuk mengikuti aturan dan regulasi. Namun, penting bagi anak untuk memahami bahwa jika tidak ada aturan, hidup akan menjadi kacau dan tak beraturan. Sama dengan konsistensi, Moms juga dapat menjelaskan pentingnya bertanggung jawab atas pilihan dan perilakunya, melalui konsekuensi sederhana untuk pelanggaran aturan kecil oleh anak. Tetapi ingat, konsistensi tidak sama dengan hukuman ya, Moms.

Baca Juga : Perbedaan Konsekuensi dan Hukuman Pada Anak

3. Memberi reward

Alih-alih memanjakan anak sepanjang waktu, lebih baik untuk memberi hadiah kecil atau pujian kepada anak saat ia bersikap baik. Memberi “penghargaan” kepada anak saat waktu yang tepat tidak hanya membuat anak senang, tetapi juga meningkatkan motivasi dan semangatnya untuk berperilaku baik.