Resolusi tahun baru jangan hanya untuk diri sendiri. Moms pun perlu membuat resolusi untuk hubungan bersama Dads. Jadikan tahun yang baru sebagai kesempatan untuk mengubah kebiasaan hubungan lama, berkomitmen untuk perilaku yang lebih baik,  dan untuk meningkatkan hubungan yang lebih menyenangkan dan membahagiakan bersama Dads.

Berikut enam resolusi yang perlu dibuat setiap pasangan.

1. Berkomitmen Luangkan setidaknya 30 menit untuk berbicara setiap hari — tanpa gangguan

Saat pasangan melakukan pembicaraan yang penuh perhatian dan bertatap muka dengan fokus terbukti  dapat memelihara hubungan lho, Moms. Penelitian menemukan bahwa istri yang bahagia dan setia, menghabiskan rata-rata lebih dari 30 menit sehari untuk berbicara dengan suami mereka. 

Jadi Moms, ketimbang memantau  Instagram, whatsapp, atau sosial media lainnya yang terus-menerus menuntut perhatian, sebaiknya Moms sempatkan waktu untuk menghabiskan minimal 30 menit sehari untuk berbicara tanpa gangguan dari layar. Hubungan Moms pasti akan lebih membaik.

2. Berkomitmen membuat daftar pemicu masing-masing untuk menghindari konflik

Disadari atau tidak, kita cenderung memilih pasangan yang memiliki sifat positif dan negatif dari orang tua kita, Moms. Sebagai hasilnya ini dapat memicu luka lama satu sama lain. Selain itu, hubungan intim juga membuat kita lebih rentan, sehingga terkadang terluka atau menyakiti pasangan, baik secara tidak sengaja atau sengaja. Tak hanya manis-manisnya saja ya, Moms, dalam hubungan juga ada pemicu konflik, titik buta, dan kebiasaan komunikasi buruk yang menghalangi untuk berkomunikasi yang sehat.

Nah,  mencoba menyadari apa saja pemicu  siapa menjadi langkah pertama untuk menghindarkan konflik. Jangan berasumsi bahwa Moms mengetahui pemicu kemarahan Dads atau sebaliknya. 

Lebih baik, Moms dan Dads duduk bersama. Buat daftar satu sama lain tentang hal-hal yang dijamin memicu percakapan bersama. Ini dapat membantu Moms berdua Dads menghindari ranjau emosional dan terhindar dari konflik. 

3. Berkomitmen untuk mengambil " jeda" sebelum segalanya menjadi terlalu panas

Ketika sebuah perdebatan atau adu argumen antara suami istri menjadi terlalu panas, maka perdebatan itu lagi produktif. Ini akan berujung pada pertengkaran yang tiada habisnya. Dan membuat Moms atau Dads capek hati.

Nah, di saat ini ternyata banyak pasangan terbantu bila  menekan ‘pause’ untuk mendinginkan suasana. Moms pun dapat mengadopsi cara ini. Jadikan ini sebagai resolusi bersama Dads. 

Penting untuk diingat bahwa meminta jeda saat bertengkar bukan melarikan diri dari persoalan. Dan Dads perlu dijelaskan soal ini. Moms misalnya mengatakan, “Saya pikir saya perlu waktu istirahat sekarang. Saya terlalu kesal untuk berpikir jernih dan butuh waktu untuk menenangkan diri. Mari kita bicarakan setelah satu jam.” 

4. Berkomitmen menghargai sesuatu yang telah dilakukan pasangan. Setidaknya mengatakan sekali sehari

Studi yang dilakukan psikolog Sara Algoe dan Amie Gordon menemukan bahwa pasangan yang menunjukkan rasa terima kasih satu sama lain, lebih merasakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hubungan. Mereka pun merasa lebih dekat satu sama lain, dan mempertahankan hubungan.

Dalam studi lain, Gordon menemukan bahwa rasa syukur dalam suatu hubungan menciptakan siklus positif kemurahan hati jadi, rasa terima kasih satu pasangan untuk yang lain mendorong kedua pasangan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang menunjukkan rasa terima kasih, dan mendorong keinginan untuk mempertahankan hubunga. 

Selain lebih berkomitmen, penelitian di atas menemukan bahwa pasangan yang lebih bersyukur dan menghargai satu sama lain juga akan saling mendengarkan dengan lebih penuh perhatian dan memiliki bahasa tubuh yang lebih positif. Semua pasangan mengalami masa sulit, tetapi dengan melihat kualitas dan kekuatan positif pasangan daripada kekurangannya, dapat membantu Moms dan Dads merasa lebih bersyukur atas hubungan tersebut.

Khusus untuk Moms, memberi penghargaan kepada Dads juga penting untuk mencegah Dads tidak melirik wanita lain. Penelitian Neuman mencatat bahwa penyebab paling umum dari ketidakpuasan emosional yang dilaporkan oleh pria yang berselingkuh adalah perasaan kurang dihargai dari pasangannya. 

5. Berkomitmen menjadi lebih penuh kasih sayang dan responsif secara emosional

Dari penelitian, Ted Huston, seorang pelopor dalam psikologi keluarga, menemukan bahwa dinamika interpersonal paling signifikan yang memprediksi perceraian adalah hilangnya cinta dan kasih sayang. Ini penelitian pada tahun 1981, Moms. 

Masih relevankah untuk saat ini? Ternyata puluhan tahun kemudian teorinya masih terbukti, Moms. Jadi,  daripada hanya berfokus pada penyelesaian konflik, penting untuk tetap fokus dalam menjaga perasaan positif Moms terhadap Dads, dan sebaliknya. Perlu diingat bahwa setiap orang itu mengekspresikan cinta dan kasih sayang secara berbeda. Jadi pelajari untuk menjaga kasih sayang ini selalu terjaga.

6. Berkomitmen meningkatkan ‘permainan’ 

Cobalah berkomunikasi tentang seks secara teratur. Jangan hanya menerima begitu saja, atau berasumsi Moms tahu segalanya tentang hal memuaskan diri Dads secara seksual atau Dads berpikir sebaliknya juga untuk Moms. 

Tanpa komunikasi yang terus-menerus, hasrat seksual kecil dapat lolos atau Moms mungkin terlalu gugup untuk mengungkapkan sesuatu yang besar yang ingin Moms/Dads coba. 

Baca Juga :Cek! Karakteristik Pasangan yang Membahagiakan part 1