Urusan domestik bukan hanya tugas Moms, tapi juga Dads. Bagaimana jika Dads enggan membantu Moms? Tenang, ad acara yang membuat Dads mau ikut membantu Moms mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 

Begitu membuka mata di pagi hari, Moms sudah dihadapkan dengan setumpuk urusan domestic, mulai dari menyiapkan sarapan keluarga, membereskan piring dan gelas bekasa sarapan, menyiapkan baju anak-anak, menyapu dan mengepel lantai, mencuci pakaian hingga belanja kebutuhan dapur. Ini baru aktivitas di pagi hari, belum siang dan malam hari. Duh, rasanya lelah ya, Moms. 

Beruntung bila Moms memiliki Asisten Rumah tangga (ART). Setidaknya bisa  menyerahkan sebagian tugas rumah tangga. Tapi tetap saja banyak juga pekerjaan yang harus Moms kerjakan sendiri, seperti menyiapkan makanan si Kecil hingga menemaninya sekolah daring. 

Lalu, apa tugas Dads? Bekerja, mencari nafkah keluarga. Ya, di masa sekarang ini tidak fair rasanya jika semuanya dibebankan kepada Moms.  Apalagi, jika Moms ibu bekerja atau membuka bisnis dari rumah, serta memiliki anak-anak yang masih kecil. Moms butuh bantuan Dads.  Tapi, kok kayaknya sulit ya….

“Bukannya laki-laki tidak bisa melakukan hal-hal semacam ini (pekerjaan rumah maksudnya),  tetapi itu tidak selalu merupakan insting pertamaa. Karena mereka diajarkan untuk harus selalu kompetitif dan fokus pada diri sendiri,” kata Brandon Miller, asisten profesor komunikasi di University of Massachusetts-Boston yang mengkhususkan diri dalam studi gender. 

Namun, Moms sebenanrnya bisa menggerakkan Dads membantu pekerjaan rumah tanpa harus mengganggu mereka. Cobalah trik di bawah ini untuk mengajak Dads terlibat dalam membantu pekerjaaan rumah tangga.

1. Buat daftar pekerjaan

Tulis hal-hal yang menggganggu Moms dan butuh Dads untuk membereskannya, tanpa Moms suruh. Agar berhasil, pekerjaan yang dibuat dalam daftar cukup hal kecil yang memang bisa dilakukan Dads tanpa mengganggu waktu kerjanya. Pekerjaan itu seperti: membuang sampah setiap malam ke bak sampah luar, pastikan semua pintu rumah terkunci, dan cuci piring setelah makan malam 

Pekerjaan Dads di atas mungkin hanya hal kecil dibandingkan yang telah Moms lakukan. Tapi bisa sangat membantu. 

2. Mintalah menggantikan beberapa tugas

Moms biasanya mengetahui jadwal dan load atau beban pekerjaan Dads. Jika memang, dia memiliki waktu yang lowong, jangan segan-segan untuk membantu lebih banyak. Misalnya menyedot karpet berdebu, atau membersihkan debu ventilasi dan kipas pengatur udara.

Namun, di saat lowong ini biasanya para Dads juga punya rencana bersantai sendiri. Misalnya, dia ingin bangun lebih siang, atau ingin berolahraga  sepeda dulu. Jadi, kompromikan waktu pengerjaannya, agar dia tidak merasa Moms sengaja mengganggu free time-nya. 

3. Buatlah Dads lebih bertanggung jawab sejak kehamilan

Ini terlebih ketika Moms mengandung adik dari si Kecil. Mintalah Dads membantu untuk menangani si sulung. Karena Moms pasti akan kesulitan jika harus menangani kedua anak. 

Jika Dads kewalahan, sarankan dia untuk membujuk si Kecil jalan-jalan ke luar rumah atau membawanya bermain ke rumah sepupu atau neneknya.  

4. Tunjukkan bila membutuhkan 

Pada pasangan yang peka satu sama lain, kata-kata mungkin tidak diperlukan. Cukup tunjukkan dengan bahasa tubuh, khususnya wajah, jika Moms membutuhkan bantuannya. 

Bila Dads menanyakan apa yang bisa dia bantu, walaupun muka Moms bertekuk,  jangan menjawab dengan bentak: “Apa tidak lihat ini si Kecil rewel terus?”. 

Moms mungkin lelah. Tapi Dads yang seharian bekerja dan menghadapi kemacetan di jalan juga lelah lho. Jawab saja dengan baik untuk hal apa saja Moms ingin dibantu.  

5. Jangan mengkritik karyanya

Dads suka memasak. Dia tidak keberatan sama sekali jika harus bertugas untuk memasak sarapan atau makan malam. Tapi, bisa jadi rasa masakannya tidak  sesuai standar rasa Moms. Atau, ia suka memasak, namun setelah memasak mungkin Moms masih melihat panci atau blender belum cuci, atau area masak belum dilap dengan bersih. 

Mulut Moms mungkin gatal ingin berkomentar. Tapi sebaiknya, ditahan ya, Moms, komentarnya. Lihat saja kegembiraan dan usahanya untuk membantu Moms. 

6. Mainkan kekuatannya

Apa yang menjadi kekuatan Dads? Mainkan di sini. Bila Dads tipikal orang yang suka rencana dan mendata, biarkan ia menyusun daftar belanja bulanan, dan belanja. 

Atau Dads menyukai alam, biarkan ia membantu menyapu halaman, menyiram tanaman dan memberikannya pupuk secara teratur.  

7. Jadikan Dads ‘master’ dari domainnya

Dads menyukai olahraga, dan suka melihat anaknya berolahraga. Maka, serahkan menanamkan cinta olahraga ini kepada Dads. Biarkan ia mendaftarkan si Kecil ikut latihan atau tim olahraga. Juga mengatur untuk mengantar anak untuk latihan atau mengikuti pertandingannya. 

8. Beri dia ultimatum

Ada kalanya pula suami yang sama sekali tidak memiliki minat atau insiatif membantu. Padahal Moms telah melakukan berbagai cara untuk melibatkanya.  Jika Moms sudah kewalahan dan kelelahan, bisa dilakukan taktik menyentak atau memberi ultimatum. 

Taktik menyentak ini memang berisiko. Tapi, jika Dads memang menyadari kesalahannya, ia akan meminta maaf dan mau membantu. Agar Dads insyaf tidak kebingungan dalam membantu Moms, berikan dia pekerjaan atau tanggung jawab yang spesifik, misalnya urusan cuci piring  menjadi tanggung jawab dia, sedangkan mencuci baju adalah tanggung jawab Moms. 

Baca Juga :Tips Pembagian Tugas Rumah Tangga