Tidak ada perkawinan yang sempurna. Meski demikian tak ada salahnya Moms mempelajari karakteristik pasangan yang membahagiakan. Terlebih karakteristik ini didapatkan dari hasil penelitian para ilmuwan. Siapa tahu dengan mempelajarinya, perkawinan yang stabil dan membahagiakan bisa Moms dan Dads raih. 

Moms mungkin tertarik kepada Dads karena opposite attract. Dads memiliki daya tarik berlawanan dari Moms, mungkin dari kepribadian atau kebiasaaan. Namun, bicara soal belanja, ternyata pasangan yang paling bahagia cenderung menghabiskan uang dengan cara yang sama. 

Para peneliti menemukan bahwa dalam hal uang, banyak orang cenderung condong ke arah ‘lawan uang’ mereka. Namun, ini dapat menyebabkan masalah dalam suatu hubungan akibat perbedaan kebiasaan belanja. Dengan begitu, untuk hubungan yang membahagiakan adalah penting menemukan seseorang yang suka menabung atau memanjakan diri dengan cara yang sama.

Aktivitas seksual telah terbukti sangat mempengaruhi kebahagiaan. Dalam sebuah studi tahun 2004 yang mewawancarai 16.000 orang dewasa, menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas seksual dari sebulan sekali menjadi seminggu sekali meningkatkan tingkat kebahagiaan.

Peningkatan kebahagiaan dengan aktivitas intim yang lebih kerap ini diakui para responden. Ini  setara dengan kebahagian layaknya mendapatkan bonus akhir tahun yang besar.  

Pencapaian ini bukan hanya soal karier atau keuangan, Moms. Bisa saja keberhasilan pasangan dalam hal hobinya, seperti kemenangan klub futsalnya atau menyelesaikan rajutannya menjadi baju. Bagaimana menanggapi kabar baik pasangan dapat memiliki efek yang sangat besar pada suatu hubungan, Moms. 

Sebuah studi di Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan manfaat untuk merayakan pencapaian pasangan. Jika Moms merayakannya seolah-olah itu adalah pencapaian Moms sendiri, Dads  akhirnya menjadi lebih bahagia dalam hubungan itu. Begitu pun sebaliknya, Mosm. Menjadi pemandu sorak pasangan dan merayakan kabar baik mampu mengalirkan hawa segar dalam perkawinan.

Tahukah Moms bahwa ada rasio optimal interaksi positif dan negatif? Menurut para peneliti di University of Washington, pernikahan yang stabil memiliki interaksi positif lima kali lebih banyak daripada yang negatif.

Jika berhasil memberikan lima momen positif untuk setiap satu momen negatif, maka Moms dan Dads  memiliki rasio ideal dalam hubungan bahagia. Ketika rasio mulai turun, risiko perceraian pun meningkat, Moms. Rasio lima banding satu ini juga bisa diterapkan dalam aspek kehidupan lainnya.

“Saat menikah berkencan? Apa gunanya? Setiap malam juga tidur seranjang,” ujar Moms enggan. Hei… jangan begitu Moms. Kencan, meski sudah menikah beberapa tahun dan memiliki si Kecil, tetap perlu dilakukan. Malah jika memungkinkan, setidaknya dilakukan seminggu sekali. Tentu kencan bukan sekadar kencan biasa, yang hanya menonton TV berdua.

Lakukan sesuatu yang ‘berbeda’ setiap minggu untuk dapat membuat perbedaan besar dalam hubungan. Satu studi membandingkan dua kelompok pasangan: satu kelompok melakukan kencan malam yang menggairahkan dan satu kelompok melakukan kencan malam yang menyenangkan. Ternyata, kelompok yang memiliki kencan yang menggairahkan menunjukkan peningkatan kepuasan pernikahan. Jadi buatlah daftar kencan berdua yang seru, Moms. Dan, ajak Dads untuk memilih kencan yang ingin dia lakukan. 

 Penelitian dari University of Arizona ( 2009) menemukan bahwa tidur dan relationship itu saling terkait. Studi menunjukkan bahwa laki-laki merasa lebih positif tentang hubungan dengan pasangannya ketika ia mendapatkan tidur yang lebih baik.

Bagi wanita, jika terjadi masalah dalam hubungan membuatnya kurang tidur. Padahal, tidur dapat memengaruhi hubungan, yang pada gilirannya memengaruhi tidur, Moms. Nah ini menjadi labirin yang tidak ada habisnya. Nah solusinya, cobalah untuk tidur nyenyak. Setidaknya jadikan akhir pekan benar-benar hari bantal untuk memuaskan tidur Moms dan Dads. 

Apakah Dads membantu Moms mempelajari hal-hal baru? Misalnya membantu Moms menyetir mobil dengan baik atau berbagi pengetahuan tentang istilah-istilah teknik dalam pekerjaan atau hobi barunya. Sebaliknya, Moms juga membantu Dads, seperti informasi pendidikan anak terkini atau hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan hobi Moms. 

Hal di atas adalah cara melakukan  ekspansi diri, yaitu gagasan bahwa individu mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu hubungan. Aktivitas, sifat, dan perilaku baru akhirnya menjadi bagian dari identitas seseorang.

Penelitian dari Universitas Monmouth menunjukkan semakin banyak ekspansi diri yang diakukan masing-masing pasangan dalam suatu hubungan, semakin membahagiakan dan memuaskan hubungan itu dirasakan. 

Baca Juga :Cek! Karakteristik Pasangan yang Membahagiakan part 1