Tahukah Moms bahwa margarin dan mentega adalah dua bahan yang berbeda? Teman si Kecil makan roti dan salah satu bahan penting untuk membuat kue ini,  adalah dua produk yang sangat berbeda. Pembeda utamanya adalah bahan pembuatnya, hingga jenis lemak yang dikandungnya.

Mentega terbuat dari susu atau krim. Proses membuatnya dengan memisahkan lemak susu dari buttermilk. Mentega yang paling banyak di pasaran terbuat dari susu sapi. Ada juga mentega yang terbuat dari susu domba, kambing, dan kerbau. Warna mentega biasanya kuning pucat, tetapi bisa juga bervariasi dari putih hingga kuning tua, tergantung pada makanan hewan. 

Margarin bukan produk turunan susu, melainkan dari nabati dan dibuat sebagai pengganti mentega. Bahan utamanya terdiri dari minyak sayur, air, garam, dan pengemulsi. Beberapa produk margarin juga menggunakan susu.

Baca Juga: 6 Sumber Protein Nabati untuk MPASI

Manfaat mentega dan margarin untuk kesehatan

Mentega dari susu sapi kaya nutrisi

Mentega berbahan dasar susu sapi yang mengonsumsi rumput lebih tinggi nutrisinya dibanding dari susu lain, karena mengandung vitamin K2, asam linoleate terkonjugasi (CLA), butyrate, dan omega-3. Vitamin K2 cukup jarang diketahui, namun dapat membantu mencegah banyak penyakit serius, termasuk kanker, osteoporosis, dan penyakit jantung. CLA adalah lemak esensial yang bersifat antikanker dan menurunkan persentase lemak dalam tubuh. Butyrate adalah asam lemak rantai pendek yang juga diproduksi bakteri di usus, fungsinya dapat melawan peradangan, meningkatkan kesehatan pencernaan, dan membantu mencegah penambahan berat badan. Pada mentega ini, kandungan omega-3 lebih banyak daripada omega-6, hal ini penting karena kebanyakan orang sudah terlalu banyak mengonsumsi lemak omega-6. 

Baca Juga: Konsumsi Serat Untuk Mencegah Sembelit

Margarin mengandung lemak tak jenuh ganda yang tinggi 

Kebanyakan produk margarin mengandung lemak tak jenuh ganda, lemak ini termasuk jenis lemak yang sehat, bahkan memiliki manfaat bagi kesehatan jantung dibandingkan lemak jenuh. Pada satu penelitian, mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh ganda dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 17 persen.

Margarin mengandung fitosterol dan stanol

Sebagian produk margarin diperkaya dengan fitosterol dan stanol. Kandungan ini juga terdapat dalam minyak nabati secara alami. Margarin yang diperkaya fitosterol dapat menurunkan kadar kolesterol LDL, yaitu kolesterol jahat yang jika kadarnya terlalu tinggi bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, dan meningkatkan kadar kolesterol HDL yang berfungsi mengangkut kolesterol LDL dari hati dan memecahnya agar dibuang dari tubuh.

Bahaya mentega dan margarin bagi kesehatan

Mentega mengandung lemak jenuh yang tinggi

Mentega setidaknya terdiri dari 50 persen lemak jenuh, sisanya air dan lemak tak jenuh. Berdasarkan beberapa penelitian, terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, Moms. 

Baca Juga: Alternatif Pangan untuk Jantung Sehat

Mentega tinggi kolesterol

Selain lemak jenuh, mentega juga diketahui tinggi kolesterol. Terlalu banyak mengonsumsi kolesterol juga dianggap sebagai faktor utama penyebab penyakit jantung. Ahli kesehatan telah menganjurkan untuk mengurangi makanan tinggi kolesterol, terutama bagi penderita hiperkolesterolemia familial, yaitu kondisi genetic yang menyebabkan kadar kolesterol darah tinggi secara tidak normal.

Margarin tinggi lemak trans

Tak seperti mentega, minyak nabati bahan dasar margarin tidak berbentuk padat di suhu ruangan. Untuk membuatnya padat agar bisa digunakan untuk membuat margarin, peneliti makanan mengubah strukturnya secara kimiawi dengan proses hidrogenasi. Proses ini memaparkan minyak nabati ke panas tinggi, tekanan tinggi, gas hydrogen, dan katalis logam. Hidrogenasi mengubah beberapa lemak tak jenuh menjadi lemak jenuh yang padat pada suhu kamar dan meningkatkan masa simpan produk. Sayangnya, terbentuk lemak trans melalui proses ini. Konsumsi lemak trans terlalu banyak dapat meningkatkan risiko penyakit kronis.

Secara keseluruhan, mentega dan margarin memiliki bahan dasar yang berbeda, tetapi sama-sama mengandung lemak, baik itu lemak baik atau jahat yang berdampak positif dan negatif bagi kesehatan. Walau begitu, dianjurkan untuk mengonsumsi keduanya dengan tidak berlebihan ya, Moms.