Belajar di rumah sebagai dampak dari COVID-19 telah berjalan berbulan-bulan. Mungkin Moms mulai terbiasa mendampingi dan menghadapi anak-anak selama hampir 24 jam.  Namun beberapa Moms mulai kewalahan,  terutama saat anak-anak bertengkar satu sama lain, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh stres di masa pandemi ini.

Baca Juga : Cegah Persaingan di Antara Anak dengan Cara Ini

Menurut Dr. Tanya Altmann, dokter anak, anak-anak mudah merefleksikan apa yang ia amati, jika Moms berperilaku cemas dan stres, anak-anak juga demikian. 

Maka, Altmann merekomendasikan hal pertama yang Moms lakukan adalah refleksi diri, bagaimana Moms berperilaku sebagai orang tua di rumah. Seringkali ketika anak-anak menjadi rewel, dipengaruhi oleh orang tua.

Namun, terkadang stres atau cemas tidak Moms sadari, menurut Redesky, asistan profesor pediatrik di University of Michigan, beberapa tandanya adalah debaran jantung yang cepat, tegang pada otot, sakit kepala, sulit tidur, hingga kecenderungan mengalami sakit perut.

Gejala tersebut muncul akibat pengaruh stres pada tubuh, yang mungkin tidak Moms sadari, terutama jika tubuh Moms terbiasa mengalami stres. 

Memeriksa kondisi emosi dan memastikan untuk menghadapinya dengan cara yang sehat merupakan langkah pencegahan pertama terhadap pertengkaran anak di rumah, Moms.

Sementara pada anak-anak yang sedang berada pada masa pertumbuhan, mereka belum mampu mengelola stres dan frustasi pada tingkat ini. Pada akhirnya, pertengkaran antar-saudara pun tidak terhindarkan karena mereka tidak tahu cara mengungkapkan apa yang mereka alami dan rasakan.

Baca Juga : Mengenali Kecemasan dan Stres Pada Anak

Berikut adalah tip untuk menghadapi anak yang bertengkar:

 

1. Memberi waktu sejenak

 

Sama halnya dengan orang dewasa, saat emosi si Kecil memuncak, berikan ia waktu sejenak untuk menenangkan diri dan mengembalikan emosinya. Menurut psikolog Vaile Wright, saat emosi naik, sulit untuk melakukan percakapan yang konstruktif dengan anak. 

2. Memilih kata subjek yang lebih menunjukkan empati pada anak

 

 

Alih-alih menggunakan “kamu seharusnya begini,” “kamu seharusnya begitu,” pada anak, Moms dapat mencoba melibatkan diri dan berempati, misalnya dengan “Moms sedih melihat kalian bertengkar—”. Dalam psikologi, cara tersebut dapat mendorong anak untuk mengungkapkan perasaan mereka, juga membuatnya tidak bersikap defensif, sehingga muncul timbal-balik yang konstruktif. 

 

3. Tidak menggunakan sebutan yang ofensif

 

Pada kondisi normal pun, sebaiknya hindari penggunaan sebutan yang tidak elok, terutama oleh Moms, juga di antara anak-anak.

 

4. Fokus pada situasi saat ini

 

Jika pertengkaran melebar ke masalah-masalah lalu yang diungkit-ungkit oleh si Kecil, situasi akan semakin memanas. Maka, sebaiknya Moms fokus pada penyelesaian argumen saat ini.

Setelah masalah terselesaikan, inilah waktunya untuk menjaga kedamaian tersebut. Beberapa hal dapat Moms terapkan untuk memastikan si Kecil tidak stres dan cemas, terutama di ketidakpastian pandemi. Misalnya membiasakan rutinitas, mengeluarkan energi yang berlebih melalui kegiatan fisik outdoor.  Selai itum mengubah perspektif dan membiarkan si kecil menyelesaikan masalah, dan melakukan kegiatan atau permainan bersama di antara anak-anak untuk mendekatkan mereka.

Baca Juga : Penyebab Anak Tantrum dan Cara Menghadapinya