Apakah upaya Moms untuk hamil belum juga berhasil, padahal Moms tidak didiagnosis kondisi medis tertentu? Kemungkinan beberapa aspek non-medis penyebabnya, Moms. 

Mengandung bukan hanya tentang berhubungan seks. Beberapa faktor dapat menyebabkan Moms tidak kunjung hamil. 

Baca Juga: Hamil Setelah Keguguran, Simak Faktanya!

Pada saat Moms sehat dan reproduksi berfungsi dengan baik, terdapat kemungkinan 25% untuk hamil di tiap siklus menstruasi. Berikut data menurut statistik dalam “Before Your Pregnancy” oleh Amy Ogle dan Lisa Mazullo.

Pada pasangan (Moms di bawah 30 tahun) yang mencoba hamil, 30 persen akan hamil dalam satu bulan pertama (siklus pertama), 75 persen akan hamil setelah enam bulan, 85 persen akan hamil dalam satu tahun (12 siklus), 90 persen akan hamil setelah satu tahun, dan 95 persen akan hamil setelah dua tahun.

Meskipun menstruasi teratur, beberapa aktivitas sehari-hari dapat memengaruhi peluang Moms untuk hamil.

Terlalu sering atau terlalu jarang melakukan hubungan seksual

Seks merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk kesenangan dan reproduksi, sehingga beberapa orang bisa terlalu ekstrem dalam melakukannya. 

Berhubungan seks yang sering dipercaya memperbesar kemungkinan pembuahan. Namun jika Moms dan pasangan terlalu sering melakukan hubungan seks agar hamil, yang terjadi justru burnout (kelelahan dan kehabisan energi untuk seks). Dalam kasus ini, ketika masa subur tiba, salah satu pasangan malah tidak tertarik melakukan seks.

Berhubungan seks terlalu jarang juga mengurangi kemungkinan hamil, Moms bisa melewatkan fase subur ketika seks dibatasi.

Solusinya, cobalah untuk berhubungan seks sembari mengikuti tanggal ovulasi. Jika menstruasi tidak teratur dan sulit melacak masa subur, gunakan kit ovulasi.

Stres berlebih

Stres akan merusak kesehatan, baik secara fisik maupun mental, serta memengaruhi kesuburan. Gangguan emosional lainnya, seperti depresi dan kecemasan, juga demikian. Stres menghambat fungsi hipotalamus, yang mengontrol kelenjar pituitari. Kelenjar ini mengatur adrenal, tiroid, dan ovarium serta memengaruhi menstruasi, bahkan menyebabkan menstruasi tidak teratur.

Solusinya adalah mengatasi stres, bisa melalui kelompok pendukung, konsultasi psikolog, mengikuti yoga untuk kesuburan, bermeditasi, dan berolahraga.

Baca Juga: Dampak Stres Selama Hamil pada Perkembangan Bayi

Masalah pada pasangan

Salah satu penyebab utama infertilitas adalah jumlah sperma yang rendah dan motilitas sperma yang buruk (karena kelainan struktural). Faktor ini menyumbang 30% - 40% masalah infertilitas pada pasangan.

Langkah terpenting adalah menemui dokter atau spesialis kesuburan untuk pemeriksaan dan pengobatan, Moms.

Kurang tidur

Kurang tidur membuat tubuh lelah, sehingga memengaruhi fungsi sistem kekebalan. Pada akhirnya risiko terkena infeksi semakin tinggi. Hal ini pun memengaruhi siklus reproduksi. Begitu pula pada pasangan, Moms. Infeksi bisa menyebabkan demam, panas tubuh yang berlebihan bisa merusak sperma. Moms yang merasa cemas karena kurang tidur juga memengaruhi siklus menstruasi.

Solusinya, cukupkan tidur. Jika Moms mengalami insomnia, konsultasikan dengan dokter untuk ditangani.

Kekurangan atau kelebihan berat badan

Terlalu kurus atau terlalu gemuk juga akan memengaruhi peluang hamil. Jika Moms kekurangan gizi, ovulasi pun tidak sempurna. Berat badan berlebih juga menghambat kesuburan. 

Sebisa mungkin pertahankan pola makan dan gaya hidup yang sehat, termasuk berolahraga dengan rutin. 

Baca Juga: 3 Buah untuk Program Hamil

Menggunakan pelumas dengan berlebihan

Studi menyatakan bahwa pelumas vagina berdampak negatif pada motilitas sperma dan mengganggu pembuahan. Pelumas memiliki pH asam yang bisa membunuh sperma. Selain itu, motilitas sperma dipengaruhi oleh ketebalan pelumas dan kandungan airnya. Tanpa pelumas pun pH lendir serviks yang diproduksi sebelum ovulasi sudah sangat ideal untuk sperma dan motilitasnya. 

Solusinya adalah melakukan foreplay, alih-alih pelumas, Moms. Lakukan seks ketika suasana hati sedang baik. Bisa juga gunakan air hangat atau minyak kelapa untuk melumasi karena tidak beracun dan tidak akan mengganggu motilitas sperma. 

Pengaruh lingkungan tercemar

Paparan polutan, seperti bahan kimia, pestisida, asap rokok, polychlorinated biphenyl, plastik, kemasan makanan, dan produk perawatan pribadi (sabun, sampo, dan kosmetik), dapat memengaruhi kesehatan, terutama kesuburan. Studi mengatakan bahan-bahan ini menurunkan kemampuan pasangan untuk hamil sebesar 29%.

Meskipun paparan ini tidak dapat dihindari, sebisa mungkin kurangi ya, Moms, misalnya  menghentikan penggunaan pestisida untuk tanaman di halaman Anda, sebaiknya pilih yang organik. Menggunakan produk perawatan yang organik dan alami, mengenakan alat pelindung saat bekerja di area rawan bahan kimia, dan selalu berada di tempat yang berventilasi tinggi.