Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan jadwal imunisasi terbaru tahun 2020. Ada beberapa perubahan dari jadwal imunisasi sebelumnya, yaitu tahun 2017, termasuk perubahan pada rekomendasi usia optimalnya.

Baca Juga : Trik Efektif Agar Anak Senang Imunisasi

Berdasaran informasi dari IDAI, setidaknya ada 14 perubahan ketentuan pada imunisasi anak, yaitu:

Hepatitis B 

Pada jadwal imunisasi IDAI versi 2017, imunisasi Hepatitis B dosis pertama diberikan 12 jam setelah lahir, dan tidak diberikan di usia 18 bulan. Sementara versi 2020 terbaru, dosis pertama diberikan sebelum berusia 24 jam dengan ketentuan jika berat lahir lebih dari 2000 gr, sebaiknya ditunda hingga usia 1 bulan, kecuali Moms HbsAg postif, dan booster saat usia bayi 18 bulan. 

Polio

Pada versi 2017, minimal anak mendapatkan 1 kali IPV (polio suntik) bersamaan dengan OPV3 (polio tetes), sementara pada versi IDAI 2020, minimal anak mendapatkan 2 kali IPV sebelum usia 1 tahun.

BCG

Jika imunisasi BCG versi 2017 diberikan sebelum anak berusia 3 bulan (optimalnya usia 2 bulan), pada versi 2020 diberikan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan. Jika si Kecil berusia lebih dari 3 bulan, imunisasi BCG diberikan bila uji Tuberkulin negatif. 

Baca Juga: Tanda Keberhasilan Vaksinasi BCG

DPT

Pada imunisasi DPT versi 2017 dan 2020, tidak banyak perbedaan, hanya berbeda di rentang waktu booster, Moms.

Hib

Begitu pula dengan imunisasi Hib, perbedaan versi 2017 dan 2020 hanya terletak pada jangka waktu booster.

PCV

Imunisasi PCV diberikan saat si Kecil berusia 2 – 4 – 6 bulan. Pada versi 2020, jika belum diberikan pada 7 – 12 bulan, berikan 2 kali dengan interval 1 bulan dan booster 2 bulan dari dosis terakhir. Jika belum diberikan pada 1 – 2 tahu, berikan 2 kali dengan rentang interval 2 bulan. Terakhir jika belum diberikan pada 2 – 5 tahun, berikan PCV10 2 kali dengan jarak 2 bulan atau berikan PCV13 1 kali.

Rotavirus

Imunisasi rotavirus versi 2017 dan 2020 hampir sama, hanya berbeda di batas maksimal pemberian dosis pertama.

Influenza 

Imunisasi influenza versi 2017 dan 2020 hanya berbeda di dosis, serta jika imunisasi pertama diberikan saat si kecil berusia lebih dari 9 tahun, pada versi 2017, berikan 2 kali dengan interval 4 minggu, sementara versi terbaru 2020 berikan 1 kali.

Baca Juga : Hindari Obat, Lakukan Ini Jika Anak Flu

MR/MMR

Pada MR/MMR 2017, jika si Kecil sudah vaksin campak pada usia 9 bulan, maka MR/MMR diberikan pada usia 15 bulan dan tidak perlu booster di usia 18 bulan jika sudah MMR. Sementara versi 2020 terbaru, imunisasi MR diberikan pada usia 9 bulan dan jika 12 bulan diberikan, berikan MMR, serta booster di usia 18 bulan dan 5 – 7 tahun.

Japanese Enchepalitis

Pada versi 2017, vaksin ini diberikan mulai usia 12 bulan, sementara versi terbaru 2020, diberikan mulai usia 9 bulan.

Varisela

Pada versi 2017, varisela diberikan ketika si Kecil berusia lebih dari 12 bulan (sebaiknya sebelum masuk SD) sebanyak 1 kali, namun jika baru diberikan saat usia anak lebih dari 13 tahun, berikan 2 kali dengan interval 4 minggu. Sementara versi 2020 terbaru, diberikan mulai usia 12 – 18 bulan sebanyak 2 kali, jika baru diberikan saat anak berusia (1 – 12 tahun), interval pemberiannya 6 minggu – 3 bulan, dan jika anak berusia lebih dari 13 tahun intervalnya 4 – 6 minggu. 

Hepatitis A

Pada versi 2017, vaksin Hepatitis A diberikan mulai usia 2 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6 – 12 bulan. Pada versi 2020, diberikan mulai usia 1 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6 – 18 bulan.

HPV

Versi 2017, HPV diberikan 3 kali mulai usia 10 tahun, sementara versi 2020 diberikan 2 kali mulai usia 9 – 14 tahun.

Dengue 

Tidak ada perubahan dari versi terbaru dan terdahulu, kecuali jika si Kecil pernah dirawat dengan dengue. 

Mengimunisasi anak dapat melindunginya, keluarga, dan juga masyarakat dari penyakit serius, Moms. Imunisasi bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan untuk melawan penyakit tertentu. Jika anak yang divaksinasi terkena penyakit ini, sistem kekebalannya dapat merespons dengan lebih efektif. Imunisasi berfungsi mencegah penyakit atau setidaknya mengurangi keparahannya.