Ketika anak memasuki usia dua tahun, tingkahnya mungkin semakin tidak terkontrol. Namun, ini adalah fase yang wajar, Moms, disebut “terrible two”. 

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perubahan suasana hati, perilaku, dan kesulitan yang dialami Moms dalam menghadapi anak pada usia dua tahun.

Anak mengalami frustasi 

Perubahan yang terjadi pada anak merupakan bagian normal dari perkembangannya. Anak usia dua tahun mengalami perubahan besar pada motorik, intelektual, sosial dan emosional. Selain itu, anak-anak pada usia ini dapat lebih memahami ucapan, sebuah faktor yang berkontribusi pada emosi dan perilaku si Kecil dan terkadang sulit ditafsirkan oleh Moms.

Terrible two tidak selalu terjadi tepat ketika si Kecil berusia dua tahun, tetapi mulai terjadi pada usia 18 bulan hingga 30 bulan, dan dapat berlangsung hingga tahun ketiga usianya.

Pada fase ini, pertumbuhan intelektual dan fisiknya berlangsung dengan cepat, Si Kecil akan mulai berjalan, berbicara, memiliki pendapat, belajar tentang emosi, serta mengerti konsep berbagai dan bergiliran.

Baca Juga : Tahapan Perkembangan Bahasa Bayi

Di sisi lain, keterampilan verbal, fisik, dan emosional si Kecil belum berkembang dengan baik, sehingga ia mudah frustasi ketika gagal berkomunikasi atau melakukan sesuatu.

Anak usia dua tahun bergumul dengan dua hal yang berlawanan, yaitu ketergantungannya pada orangtua dan keinginan untuk mandiri. Si Kecil sangat ingin melakukan sesuatu sendiri, tetapi pada saat ini ia mulai menyadari bahwa dirinya diharapkan untuk mengikuti aturan tertentu. Kesulitan yang dihadapi si Kecil inilah yang menyebabkan perilaku yang tidak baik, frustasi, hingga tantrum.

Maka, seperti sebelumnya, peran Moms sebagai orangtua dibutuhkan si Kecil agar bagian dari perkembangannya ini dapat membentuknya menjadi anak yang baik. Cobalah untuk tidak melampiaskan amarah saat ia bandel, misalnya dengan mengalihkan perhatiannya. Jika cara ini tidak berhasil, Moms dapat mengabaikannya.

Tantangan lain datang jika si Kecil merajuk dan tantrum di tempat umum. Jika ini terjadi, ajaklah ia ke pinggir tanpa mengomelinya, diamkan dan tunggu sampai dia tenang sebelum melanjutkan aktivitas. 

Selain itu, sebaiknya hindari situasi yang rentan, misalnya pergi berbelanja bersama si Kecil saat seharusnya ia tidur siang. Selain itu, pastikan untuk memujinya ketika ia berperilaku baik.

Tanda anak memasuki terrible two

Selain usia, Moms akan mengenali tanda berikut ketika anak memasuki terrible two:

 

 

Rengekan ringan hingga teriakan histeris si Kecil termasuk dalam tantrum. Selain itu, anak mungkin tantrum melalui fisik, seperti memukul, sepakan, menggigit, hingga melempar barang. Berdasarkan penelitian, sekitar 75 persen tantrum anak usia 18 – 60 bulan berlangsung selama lima menit atau kurang

Baca Juga : Do and Don’t Saat Anak Tantrum

 

 

Tiap hari, si Kecil mendapat keterampilan dan kemampuan baru. Wajar jika ia ingin mengujinya. Inilah yang menyebabkan si Kecil melawan hal-hal yang biasanya ia lakukan, misalnya memakai baju, memanjat perosotan, dan lain-lain. Seiring anak mengembangkan kemandirian, semakin bersikeras ia melakukan sesuatu sendiri, mampu atau tidak. Pada beberapa kasus, anak juga mungkin ingin Moms melakukan sesuatu yang bisa dilakukannya sendiri. 

 

 

Satu menit si Kecil merasa senang dan anteng, menit berikutnya ia berteriak dan menangis. Hal ini merupakan dampak dari frustasi karena keinginannya untuk melakukan sesuatu sendiri, namun keterampilannya belum memadai.

Baca Juga : Kelola Mood Swing Ibu Hamil

Bantu anak melewati masa sulit 

American Academy of Pediatrics merekomendasikan tip berikut untuk menolong si Kecil dan Moms melewati fase terrible two:

  1. Menjaga jadwal makan dan tidur secara teratur, sebab tantrum lebih mungkin terjadi ketika anak lelah atau lapar
  2. Memuji perilaku baik dan mengabaikan perilaku yang tidak Moms sukai
  3. Tidak memukul dan berteriak pada anak agar ia tidak mencontoh perilaku kekerasan
  4. Mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan menunjukkan sesuatu yang lucu ketika ia mulai merengek
  5. Membuat peraturan yang sederhana dan penjelasan yang singkat agar ia mudah mengerti, misalnya harus memegang tangan Moms saat menyeberang karena Moms tidak ingin kendaraan melukai Si Kecil
  6. Memberikan anak kendali dengan menawarkan pilihan
  7. Menjaga lingkungan tetap aman dengan menjauhkan benda-benda berbahaya dari jangkauan anak
  8. Ketika anak membuat emosi naik, berusaha untuk tetap tenang. Hitung sampai 10 atau hirup napas dalam-dalam.

Dengan menerima perubahan yang dialami si Kecil dan menunjukkan cinta serta menghargainya, Moms akan membantunya melewati tahap yang sulit ini.