Adalah hal yang wajar ketika orangtua mengkhawatirkan kondisi anaknya. Namun, menjadi orangtua yang terlalu fokus pada anak hingga menjadi overprotektif bukanlah suatu pola hubungan yang sehat lho, Moms. 

Pola asuh yang membuat orangtua berputar-putar di sekeliling kehidupan anak layaknya sebuah helikopter, berusaha mengambil alih seluruh pengalaman, bahkan kesuksesan atau kegagalan anak sekalipun,  ini disebut sebagai “helicopter parenting”. Istilah lain yang digunakan oleh psikolog untuk mendefinisikan pola pengasuhan seperti ini adalah pola asuh “overparenting”.

Baca Juga : Mendidik Anak Agar Tidak Egois Tanpa Memaksanya Berbagi

Mengapa overparenting sebaiknya tidak dilakukan 

Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2012 di Macquarie University, Sydney, Australia, ditemukan bahwa anak pada usia 4 tahun yang menunjukkan gejala kecemasan punya ibu yang terlampau terlibat atau ibu yang juga didiagnosa gangguan kecemasan. Anak-anak ini memiliki risiko yang tinggi untuk terdiagnosa gangguan kecemasan secara klinis pada usia 9 tahun. 

Lebih lanjut lagi, dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Child and Family Studies pada tahun 2013 menemukan para mahasiswa yang memiliki orangtua yang menjalankan pola asuh overparenting memiliki ketidakpuasan dengan hidupnya. 

Jika Moms terbiasa terlalu terlibat dengan segala aktivitas anak dan tidak membiarkannya mencoba melakukannya sendiri, Moms secara tidak langsung mengirimkan pesan kepada si kecil bahwa dia adalah individu yang inkompeten. 

Dalam jangka panjang, perlakuan orang tua yang selalu menyediakan segalanya untuk anak seperti ini akan membuat anak kehilangan kepercayaan diri dan kemandiriannya. Tidak hanya itu, ini akan membuat anak mempunyai pandangan yang terdistorsi tentang realita di sekitarnya. Dia bisa saja menganggap bahwa dunia akan selalu melakukan apa pun untuknya, karena orangtuanya telah melakukan hal tersebut seumur hidupnya.

Baca Juga : Tip Parenting Positif Anak Prasekolah

Segala hal yang berlebihan itu tidak baik 

Orangtua adalah fasilitas pelindung sekaligus fasilitas belajar untuk anak. Jika kita hanya ingin menjalankan peran sebagai fasilitas pelindung anak dengan menerapkan pola asuh “overparenting”, kita menghadapi risiko membesarkan anak yang tidak sanggup kecewa dan punya keterampilan untuk menghadapi situasi sulit di dalam hidupnya nanti. 

Segala hal yang berlebihan itu tidak baik bukan, Moms?  Melindungi si Kecil itu wajib, tapi jangan sampai merenggut kesempatannya untuk belajar, tumbuh, dan mengepakkan sayapnya sendiri.

Baca Juga : Cara Didik Anak Agar Memiliki Etika yang Baik