Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi terbaru, “egois” berarti “orang yang selalu mementingkan diri sendiri”. 

Mendidik anak agar tidak egois adalah salah satu harapan pengasuhan setiap orangtua. Dalam kebanyakan referensi, saat bicara cara supaya anak tumbuh menjadi anak yang punya kepedulian dan tidak egois, saran untuk membiasakan anak saling berbagi sejak dini biasanya adalah saran pertama yang muncul.

Baca Juga : Simak Cara Mendidik Anak dengan Gentle Discipline

Namun, sebaliknya, psikolog anak Toge Aprilianto justru tidak menyarankan para orangtua untuk mengajarkan kepedulian dengan membiasakan anak berbagi. Kenapa begitu? 

Membiasakan anak berbagi = membiasakan anak memaksa 

Ketika orangtua terbiasa membuat anaknya berbagi, secara tidak langsung orangtua sedang menanamkan pelajaran pada anak bahwa dia boleh menuntut orang lain untuk berbagi dengannya. Contohnya, ketika Moms selalu membuat si Kecil berbagi mainannya dengan orang lain, maka dia pun akan mengharapkan temannya untuk selalu mau membagi mainan dengannya. Jikalau pun dia tidak menuntut, minimal dia akan mempermasalahkan ketika temannya tidak mau meminjamkan mainannya. Jadi, alih-alih mengajarkan kepedulian, Moms justru mengajarkan bahwa oke-oke saja mencampuri urusan orang lain dan tidak menghargai barang milik orang lain.

Baca Juga : Tip Parenting Positif Anak Prasekolah

Ajarkan kemilikan 

Hal penting yang justru harus diajarkan pada anak adalah mengenai konsep kemilikan. Kemilikan adalah konsep mengenai hak milik. Anak harus dibiasakan tahu barang apa milik siapa dan jika ingin memakai barang milik orang lain dia harus membuat orang lain setuju memberikan atau meminjamkannya. Bukan mewajibkan orang lain harus mau memenuhi keinginannya. Di saat yang sama dia juga harus belajar bahwa dia punya hak penuh pada miliknya. Dia berhak menolak atau setuju saat orang lain ingin memakai barangnya. 

Beri teladan 

Menurut psikolog yang biasa disapa Omge ini, alih-alih mengajarkan anak perilaku berbagi, orangtua justru harus memberi teladan perilaku memberi. Pasalnya, kepedulian itu sebenarnya bukan soal berbagi tapi soal kesanggupan memberi sebagian hal yang kita punya pada orang lain. Mengapa teladan ini lebih efektif? Karena saat memberi teladan, Moms secara tidak langsung menanamkan pemahaman pada si kecil pada kenikmatan memberi dan peduli pada orang lain. 

Anak-anak itu hanya mau melakukan hal-hal yang menurutnya “enak”. Jadi jika Moms ingin anak meneladani perilaku memberi, saat memberikan contoh, Moms harus memperlihatkan bahwa hal itu adalah sesuatu yang Moms nikmati. 

Selain hal-hal di atas, cara lain untuk mendidik anak agar tidak egois adalah dengan mengajarkan anak cara bersepakat dengan orang lain. Bagaimana caranya? Moms bisa baca penjelasan lebih lengkap di buku Omge yang berjudul “Saatnya Melatih Anakku Berpikir”.

Baca Juga : Membangun Citra Tubuh Positif pada Anak Sejak Dini