Menjadi orang tua mungkin salah satu pengalaman paling menakjubkan sekaligus menantang yang pernah Moms alami. Tiap hari ada saja tingkah si Kecil yang bikin Moms kewalahan. Jangan langsung menyerah Moms, ada solusi untuk mengatasi perilaku anak yang ‘sulit’.  

Semua orang tua mengalami masa-masa sulit ketika menangani anak-anak mereka. Kuncinya adalah tetap tenang alih-alih menunjukkan kemarahan, dengan begitu anak-anak akan menghormati reaksi Moms dan mencoba meniru sikap “santai” Moms.

Berikut adalah solusi dari beberapa masalah perilaku anak yang sering terjadi. 

Sering tantrum

Tantrum adalah salah satu masalah perilaku yang sering terjadi pada si Kecil, dan cukup menjengkelkan. Anak akan mulai menangis seketika dan sulit diatur. 

Solusinya, dalam situasi seperti itu, penting untuk tidak kehilangan ketenangan Moms. Sebaiknya jangan langsung bereaksi ketika si Kecil tantrum. Beri tahu anak bahwa Moms akan mendengarkannya hanya setelah ia berhenti menangis. Penting untuk menunjukkan kepada si Kecil bahwa Moms tidak takut oleh amukan mereka.

Baca Juga: Do and Don’t Saat Anak Tantrum

Tidak menurut 

Anak-anak sering melakukan ini untuk menunjukkan pentingnya mereka. Mengatakan tidak pada apa yang Moms ingin mereka lakukan dan tidak menurut pada Moms adalah hal yang sangat umum.

Solusinya, sebaiknya Moms tidak mencoba mengekang otonomi anak, pada saat yang sama, tidak pula menolerir perilaku kasar, hargai pendapat anak sembari mengajarkan apa yang benar dan salah, dan ingat, tetap tenang saat menghadapinya.

Pertengkaran antar-saudara 

Bagi Moms yang memiliki dua anak atau lebih, pertengkaran antar-saudara bisa jadi salah satu hal yang harus Moms hadapi sehari-hari. 

Solusinya, tidak menjadi hakim yang memutuskan siapa yang benar dan salah di antara anak, sebab bila terus-terusan membela salah satu, bisa berdampak besar pada mental anak. Pisahkan anak setelah bertengkar untuk menenangkan mereka. 

Baca Juga: Cegah Persaingan di Antara Anak dengan Cara Ini

Anak berbohong

Tak sedikit anak yang sudah cukup besar sering berbohong, dan Moms tentu tahu hal ini. 

Solusinya, walau Moms tahu si Kecil berbohong, jangan pernah menghukum atau memarahi anak karena berbohong. Sebaiknya jelaskan bahwa berbohong itu tidak baik dan merugikan dirinya sendiri, beri anak waktu dan biarkan ia belajar sendiri bahwa berbohong itu tidak baik. Moms juga bisa memberikan contoh akibat berbohong.

Menolak makanan yang sehat 

Anak-anak seringkali menyukai makanan yang kurang sehat, seperti ciki atau permen, dan membenci sayur. Sebagai orang tua Moms tentu ingin si Kecil makan makanan bergizi untuk pertumbuhan dan kesehatannya, melalui berbagai cara, mulai dari membujuknya, mengalihkan perhatiannya, memberi hadiah, hingga memaksa anak, namun tidak berhasil. 

Solusinya, sebaiknya Moms tidak memaksa anak untuk makan apa pun, sebaliknya ajak anak melihat proses memasak makanan sehat, sambil menjelaskan konsekuensi makan sembarangan, hindari pula menyediakan camilan tidak sehat di rumah, lama-lama si Kecil akan terbiasa.

Kecanduan gadget

Jika sudah mengenal gadget, sulit bagi anak-anak untuk lepas darinya. Berbagai media yang ditawarkan gadget membuat anak candu, seperti tayangan kartun favoritnya, atau games. 

Solusinya, cobalah untuk mengontrol waktu anak menggunakan gadget, tetapkan aturan agar si Kecil disiplin, dan kenalkan ia pada hobi dan aktivitas menarik lainnya.

Merasa malu dan kurang percaya diri

Beberapa anak cenderung memiliki karakter pemalu, menghindari teman-temannya, dan selalu sendirian. Mungkin si Kecil salah satunya? Hal ini memang cukup mengkhawatirkan, Moms. Kurang percaya diri bisa disebabkan oleh beberapa faktor. 

Solusinya, Moms perlu bertindak dengan hati-hati untuk mengatasi masalah ini pada anak. Pahami temperamen anak, dan ingat untuk tidak memaksa anak bergaul dengan orang lain. Pada beberapa kasus, sifat ini menghilang seiring si Kecil tumbuh. Namun tetap pantau si Kecil, jika ia tidak bisa bergaul sama sekali, segera hubungi psikolog untuk mengidentifikasi penyebab dan solusinya.

Baca Juga: Tip Pupuk Rasa Percaya Diri pada Anak