Anak memiliki karakter dan perilaku yang berbeda-beda, bahkan di antara saudara kembar, inilah yang menjadikan tiap anak unik. 

Menghadapi segala perilaku si Kecil menjadi kesenangan dan tantangan tersendiri bagi Moms. Namun, Moms perlu memerhatikan beberapa perilaku sederhana si Kecil yang berpotensi berdampak buruk baginya dan orang di sekitarnya.

Baca Juga: Masalah Perilaku pada Anak, Ini Solusinya!

Simak beberapa perilaku anak yang tidak boleh diabaikan berikut.

Menginterupsi saat orang lain berbicara 

Perilaku satu ini sebaiknya tidak boleh diabaikan, Moms. Meskipun interupsi bisa jadi merupakan pertanyaan dan ekspresi antusiasmenya terhadap sesuatu, tetapi perilaku ini bisa menjadi kebiasaan dan terbawa hingga ia dewasa. Terutama membiarkan si Kecil menginterupsi pembicaraan orang lain, ia akan menganggap dirinya harus selalu mendapatkan perhatian dan tidak menghargai orang lain. 

Cara menghentikannya adalah memberitahu si Kecil dengan baik bahwa ada saat-saat tertentu di mana menginterupsi orang yang sedang bicara tidaklah sopan, terutama bila ia tidak termasuk dalam pembicaraan tersebut. Asalkan Moms tidak mengabaikan si Kecil saat ia bicara, ia akan paham kapan waktu yang tepat untuk berbicara dan kapan mendengarkan orang lain. 

Terlalu kasar saat bermain bersama orang lain

Saat bermain bersama teman atau saudaranya, Moms tahu kapan harus turun tangan, misalnya ketika ia terlalu kasar memukul, terlalu agresif secara fisik, mendorong atau mencubit teman atau saudaranya. Jika dibiarkan, perilaku kasar ini bisa menjadi kebiasaan dan mengakar hingga ia dewasa. Pembiaran juga membuat si Kecil menganggap bahwa menyakiti orang adalah hal yang boleh dilakukan. 

Cara menghentikannya dengan menegur si Kecil dengan tenang saat ia berperilaku kasar. Ajukan pertanyaan seperti, “Bagaimana rasanya jika temanmu yang melakukannya kepadamu?” Beri tahu anak bahwa tindakan apa pun yang menyakiti orang lain tidak diperbolehkan. 

Baca Juga: Mengatasi Anak Berperilaku Kasar

Berpura-pura tidak mendengar

Perilaku satu ini cukup sering dilakukan anak, terutama ketika Moms memberi tahu atau menasehatinya tentang sesuatu. 

Untuk menghadapi perilaku seperti ini, Moms bisa mendekati ia, alih-alih berbicara dari jauh, lalu katakan padanya apa yang perlu ia lakukan. Minta si Kecil melihat Moms saat berbicara. Jika si Kecil masih membantah, Moms bisa menyentuh bahunya, mengucapkan namanya, atau mengalihkan perhatiannya dengan mematikan TV, misalnya. Jika masih tidak menggubris, konsekuensi yang tepat dan sesuai dengan usianya bisa jadi langkah terakhir, Moms.

Mengambil makanan sendiri 

Perilaku satu ini tampaknya tidak berbahaya, tetapi tetap ada batasan yang harus diikuti si Kecil, terutama ketika ia sudah berusia 5 tahun ke atas. Salah satunya saat ia bertamu ke rumah orang lain. Anak yang terbiasa mengambil makanan sendiri tanpa minta izin harus memahami bahwa hal tersebut hanya berlaku di rumah, sementara saat berada di rumah orang lain, ada norma kesopanan yang harus dipatuhi. 

Mengajari anak sopan santun tidak harus dengan keras, Moms, lebih baik memberi tahu si kecil dengan perlahan. Lama-kelamaan seiring bertambahnya usia, ia pun akan paham.

Membesar-besarkan sesuatu alias berbohong

Perilaku ini tak jarang dilakukan anak-anak, misalnya memberitahu temannya bahwa ia pernah ke luar negeri padahal belum. Menurut Dr. Wyckoff, seorang psikolog, berbohong cenderung dilakukan anak ketika ia ingin dirinya terlihat lebih baik, menghindari melakukan sesuatu yang tidak ingin ia lakukan, atau untuk menghindari konsekuensi akibat sesuatu yang dilakukannya. 

Baca Juga: Mengapa Anak Berbohong?

Cara menghadapi si Kecil yang berperilaku seperti ini, adalah duduk bersamanya dan bicarakan baik-baik. Beri tahu si Kecil bahwa berbohong membuatnya kehilangan kepercayaan orang. Perhatikan motivasinya berbohong, lalu pastikan si Kecil tidak mencapai tujuan yang diharapkannya dari berbohong.