Pada umumnya Moms akan kesal ketika yang dilakukan si Kecil hanya bermain video game atau menonton televisi dan enggan belajar atau melakukan tugas lainnya. Tak sedikit juga Moms yang melabelinya sebagai “anak pemalas.” 

Baca Juga : Dampak Pola Asuh Overparenting pada Anak

Keinginan pegang kendali 

Ketika anak tidak mau bangun dari tempat tidur, tidak mengerjakan tugas sekolah, atau tidak mau terlibat dalam kegiatan, alih-alih memberi cap pemalas atau tidak ada motivasi, ada baiknya Moms mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya. 

Sebenarnya, ketika anak bermalas-malasan, itu adalah salah satu cara dia untuk menolak, dan melakukan sesuatu dengan caranya, bukan cara Moms. Motivasinya adalah untuk memiliki kontrol atas dirinya.

Ketika anak merasa tidak berdaya, mereka akan mencoba untuk merasa kuat dengan menahan. Anak yang merasa tidak berdaya akan bertahan di kasur, tidak mau sekolah, menghindari tugas, bermalasan di sofa, karena dengan melakukan hal tersebut ia merasa memegang kendali.

Namun, bagi Moms,  perilaku tersebut malah tampak di luar kendali. Padahal anak melakukannya sebagai satu-satunya cara untuk memiliki kendali atas apa yang terjadi di sekitarnya.

Walau begitu, “perlawanan” dan “kemalasan” sebagai bentuk kontrol anak menunjukkan bahwa ia tidak memiliki keterampilan sosial dan kemampuan dalam memecahkan masalah, Moms. 

Baca Juga : Mengapa Anak Berbohong?

Dalam aspek keterampilan sosial, anak tidak mengetahui cara berbicara dengan orang lain, bersikap ramah, dan cara merasa nyaman dengan diri sendiri. Selain itu, anak juga belum mampu memecahkan masalah untuk mencari tahu apa yang diinginkan orang darinya, bagaimana menghadapi orang lain, serta bagaimana memenuhi harapan dan ekspektasi. Hal tersebut adalah keterampilan dasar yang dibutuhkan saat dewasa di lingkungan sosial.

Ajarkan cara memecah masalah

Langkah pertama yang dapat Moms lakukan dalam mengajarkan anak keterampilan memecahkan masalah adalah memahami bahwa anak bukanlah korban yang tidak berdaya dan caranya bukanlah cara yang efektif.

Selanjutnya yang dapat Moms lakukan adalah menghindari pertengkaran dengan anak yang malas, karena dengan begitu Moms malah memberikannya kontrol atas perilaku malasnya, dan tentu tidak menyelesaikan masalah. Namun, bukan berarti masalah ini tidak dapat diselesaikan, berikut hal yang dapat Moms lakukan untuk mengatasi malas pada anak:

Baca Juga : Tip Ampuh Hentikan Kebiasaan Berteriak Pada Anak

1. Bersikap jelas, tenang, dan beri konsekuensi atas perilaku anak

Buatlah situasinya jelas bagi anak, gunakan pula kata-kata yang menunjukkan rasa simpati, misalnya “Moms ingin kamu bangun dan bersiap ke sekolah”, lalu tinggalkan kamarnya. Jika ini tidak berhasil, berikan konsekuensi, misalnya tidak boleh bermain video game atau menggunakan ponsel. Aturan ini harus ditetapkan dengan konsisten.

2. Memberikan konsekuensi yang efektif

Konsekuensi berbeda dengan hukuman. Hukuman tidak dapat membuat anak berperilaku baik. Konsekuensi yang benar adalah konsekuensi yang memotivasi anak untuk berperilaku baik, dan mengajarkannya cara memecahkan masalah. 

Baca Juga : Perbedaan Konsekuensi dan Hukuman Pada Anak

3. Membiarkan anak mengalami konsekuensi alami

Konsekuensi alami atas sebuah pilihan adalah bagian penting dalam hidup karena dapat mengajarkan anak tanggung jawab. Ketika si Kecil menolak mengerjakan tugas, dan keras kepala ketika Moms menasehatinya, biarkan ia mengambil pilihan tersebut. Bagaimana pun, konsekuensinya akan ia hadapi sendiri.

4. Tidak melupakan rewards

Sembari membiarkan anak menghadapi konsekuensi atas pilihannya, berikan ia hadiah atau rewards jika perilakunya baik. Misalnya, ketika si Kecil mendapat nilai ujian baik, berikan ia hadiah. Namun, ketika ia gagal, jangan memberikannya hukuman.