Angka kasus positif Covid-19 akhir-akhir ini naik secara signifikan. Salah satu faktor penyebabnya adalah beberapa anggota keluarga yang didiagnosa positif Covid-19 secara bersamaan. Inilah yang disebut klaster keluarga, Moms.

Tertular dari luar

Ahli epidemiologi UGM Bayu Satria Wiratama, S.Ked., MPH., mengungkapkan klaster keluarga terjadi saat salah satu anggota keluarga terinfeksi Covid-19 dari luar rumah dan secara tidak sadar menularkannya ke anggota keluarga lainnya.

Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya angka penularan Covid-19 di masyarakat karena tidak adanya pembatasan mobilitas penduduk, sehingga potensi penularan terhadap satu individu dalam keluarga, terutama yang masih aktif beraktivitas di luar semakin tinggi, dan secara tidak sadar menularkannya pada anggota keluarga lain di rumah.

Klaster keluarga ini juga meningkat seiring naiknya jumlah OTG alias orang tanpa gejala, yaitu kondisi di mana pengidap tidak menunjukkan gejala sakit dan tidak sadar menularkannya pada keluarga. Ini pula yang menyebabkan orang enggan mengisolasi diri selama 14 hari setelah bepergian.

Baca Juga : Happy Hypoxia, Covid-19 Tanpa Gejala

Ditambah lagi saat berada di rumah, seseorang merasa “aman” sehingga kurang berhati-hati dalam menerapkan protokol kesehatan.

Lindungi keluarga dari penularan

Menurut Dr. Mike Ryan dari organisasi kesehatan dunia WHO, kebanyakan kasus positif Covid-19, salah satunya di Cina, terjadi melalui penularan klaster keluarga. 

Cara terbaik adalah untuk tetap memerhatikan protokol kesehatan saat berada di rumah, Moms, untuk mencegah bertambahnya penularan melalui klaster keluarga

Menjaga jarak

Kunci untuk menghentikan, atau setidaknya memperlambat, penyebaran virus dengan mempraktikan social distancing atau menjaga jarak. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, buatlah jarak fisik setidaknya 1,8 meter. Seperti yang diketahui, virus ini menyebar melalui droplets atau partikel kecil yang keluar ketika orang yang positif batuk atau bersin. Jika orang sehat berada di dekatnya, droplets tersebut dapat masuk ke mata, hidung atau mulut. Inilah mengapa menjaga jarak itu penting. 

Menggunakan masker

Jika salah satu anggota keluarga cukup sering pergi ke luar rumah, sangat dianjurkan untuk menggunakan masker di rumah untuk mencegah penularan yang terbawa dari luar.

Baca Juga : Masker Scuba dan Buff Tidak Efektif Tangkal Virus Covid-19

Mencuci tangan

Partikel kecil virus bukan tidak mungkin tertempel di permukaan benda yang disentuh oleh keluarga yang membawa virus tanpa disadari, maka penting untuk rutin menyemprotkan disinfektan pada benda di rumah yang kira-kira cukup sering disentuh anggota keluarga, Moms. Selain itu, mencuci tangan juga dapat menjadi langkah pencegahan.

Menerapkan etika bersin dan batuk

Risiko penularan virus melalui droplet setidaknya dapat dikurangi dengan menerapkan etika yang benar saat bersin dan batuk, yaitu menutupnya dengan tisu (yang kemudian dibuang) atau bagian dalam siku (yang cenderung tidak melakukan kontak dengan orang lain). 

Jika tidak, maka kemungkinan besar virus akan menempel pada permukaan terdekat, seperti meja, sakelar lampu, atau kenop pintu. Jika orang sehat menyentuh permukaan tersebut, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya, mereka dapat terinfeksi. Walau permukaan rumah bisa didisinfektan, namun tetap penting untuk menerapkan etika bersin dan batuk di rumah ya, Moms. 

Menjaga sirkulasi udara di rumah 

Ruangan tertutup menjadi salah satu faktor meningkatnya risiko penularan Covid-19, Moms, sebab virus berupa partikel kecil dapat bertahan di udara selama beberapa waktu. Maka, pastikan pertukaran udara di rumah berjalan dengan baik, misalnya dengan rutin membuka jendela di pagi hari.

Baca Juga : Menjaga Sirkulasi Udara Cegah Virus dalam Microdroplet