Ingin sehat dan panjang usia? Tirulah gaya hidup orang Jepang, Moms. Jepang merupakan salah satu negara dengan usia penduduk terpanjang. Rata-rata angka harapan hidupnya 84 tahun. 

Selain dipengaruhi genetik, faktor lain seperti, kebiasaan, pola makan, dan gaya hidup orang Jepang,  secara keseluruhan juga berpengaruh besar terhadap usia panjang dan rendahnya penyakit kronis yang menjangkiti, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2, yang umum di Indonesia. 

Baca Juga : Cara Jepang Cegah Penyakit Lewat Kumur-Kumur

Moms dapat menyontek kebiasaan sehat orang Jepang untuk diterapkan ke keluarga. Kebiasaan tersebut berakar dari budaya Jepang.

Mengonsumsi rumput laut

Makanan Jepang yang terkenal dengan bahan nabati bergizi, salah satunya adalah rumput laut. Jika Moms menggemari makanan Jepang, tentu tidak asing dengan berbagai olahan rumput lautnya. Secara umum, rumput laut kaya akan mineral, seperti yodium, tembaga dan besi, juga antioksidan, protein, serat dan lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan (yang juga ditemukan pada ikan). Moms dapat memilih snack rumput laut, dibanding keripik, misalnya.  Bisa juga mencoba salad rumput laut, yang biasanya dibuat dari wakame, yaitu sejenis rumput laut yang biasa digunakan dalam sup.

Baca Juga : Manfaat Sup Rumput Laut Korea Setelah Bersalin

Mengonsumsi makanan laut

Satu hal yang membuat makanan Jepang sehat adalah seafood-nya. Jepang memiliki tingkat penyakit jantung terendah di dunia, dan lebih sedikit kasus penumpukan kolesterol di pembuluh darah, karena sering mengonsumsi makanan laut. Ikan laut dan kerang memiliki protein yang tinggi dan rendah lemak jenuh. Mengonsumsi makanan laut dua kali dalam seminggu selain memperbaiki kesehatan jantung, juga memengaruhi kesehatan otak dan emosional, Moms. 

Mengonsumsi teh hijau

Teh hijau adalah salah satu minuman yang paling sehat, dan orang Jepang memiliki rutinitas minum teh tersendiri. Teh hijau kaya akan antioksidan polifenol yang meredakan radang, melindungi sel dari kerusakan yang memicu penyakit kronis, dan sebagai makanan untuk bakteri baik di usus. Moms bisa mengonsumsi teh hijau tanpa pemanis, atau sebagai bahan tambahan smoothies atau oatmeal.

Makan hanya sampai “hampir” kenyang

Kebiasaan ini merupakan salah satu budaya yang melekat bagi orang Jepang, bahkan ada pepatahnya, “hara hachi bu” yang berarti makanlah hingga 80 persen kenyang. Dengan pola pikir ini, Moms tidak akan merasa begah karena kekenyangan. Ini merupakan bentuk dari mindful eating atau makan berkesadaran yang dapat mencukupi kebutuhan tubuh tanpa berlebihan.

Baca Juga : Hindari Makanan Berikut Ketika Promil, Moms

Menyempatkan diri berada di alam

Di Jepang, praktik shinrin-yoku atau menikmati suasana hutan menjadi salah satu cara terapi alam. Alih-alih berlari atau olahraga di alam, kegiatan ini berfokus pada mindfulness atau merasakan alam, misalnya merasakan sinar matahari pada kulit, aroma hutan atau alam. Ketika Moms menggunakan indera untuk merasakan alam, pikiran dan tubuh akan lebih relaks, seperti halnya meditasi. Dampak berada di alam pada kesehatan, misalnya tekanan darah yang rendah, hormon stres yang rendah, dan aktivitas sistem saraf parasimpatis yang meningkat sehingga perasaan lebih tenang.

Menjaga hubungan sosial yang kuat

Budaya lain orang Jepang adalah tetap menjaga hubungan sosial dengan teman dan kerabat. Memiliki kelompok atau komunitas juga membantu meningkatkan keaktifan dan kesehatan secara keseluruhan. Pastikan untuk selalu terhubung dengan teman atau keluarga ya, Moms, terutama di masa pandemi.