Monosodium glutamat (MSG) atau micin, masih menjadi isu kesehatan yang menuai pro kontra, termasuk rumor bahwa MSG bisa bikin bodoh. Benarkah? 

Glutamat pertama kali diidentifikasi lebih dari 100 tahun yang lalu.  Sementara monosodium glutamat (MSG) telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih pada makanan. Penggunaannya cukup kontroversial karena dianggap berdampak negatif pada kesehatan.

Beberapa orang menambahkan MSG ke dalam masakan. Sementara MSG alami bisa ditemukan dalam kentang, kacang polong, tomat dan jus tomat, jamur, anggur, jus anggur dan jus buah lainnya, serta keju, seperti parmesan. 

Baca Juga: Hamil 1 Bulan, Ini Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari

Mengapa MSG dianggap berbahaya?

Ketakutan akan MSG dimulai sejak 1969, ketika sebuah penelitian menemukan bahwa menyuntikkan MSG dalam dosis besar ke tikus yang baru lahir menyebabkan efek neurologis yang berbahaya.

Benar bahwa peningkatan aktivitas glutamat di otak dapat menyebabkan kerusakan otak, MSG dalam jumlah besar dapat meningkatkan kadar glutamat dalam darah. Namun, menurut jurnal yang dipublikasikan di PubMed, MSG dalam jumlah sedikit tidak berdampak pada otak, karena tidak dapat melewati batas antara darah dan otak.

Intinya, tidak ada bukti kuat bahwa MSG bersifat eksitotoksin bila dikonsumsi dalam jumlah normal, Moms. Penggunaan MSG dalam masakan dianjurkan oleh badan kesehatan Amerika Serikat maksimal adalah 3 gram, atau setengah hingga satu sendok teh dalam sehari, Moms. 

Hanya saja, dampak negatif MSG bisa terjadi pada orang yang sensitif MSG. Gejala yang muncul biasanya adalah sakit kepala, mual, atau pusing. Jika Moms atau ada keluarga yang mengalaminya, segera hentikan penambahan MSG dan konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: Makanan Ultraproses dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Berikut adalah informasi tentang MSG yang disadur dari glutamate.org, simak yuk!

Mitos: MSG berdampak negatif pada otak.

Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek negatif pada sistem saraf pusat otak. Namun, tetap pastikan untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar ya, Moms. Selain itu, MSG adalah bahan yang “membatasi diri”. Sejumlah kecil MSG bisa membuat cita rasa umami pada makanan, namun menambahkan terlalu banyak MSG malah mengurangi kelezatan makanan.

Mitos: MSG menyebabkan sakit kepala atau migrain.

Faktanya, MSG tidak memicu sakit kepala. Beberapa makanan telah dikaitkan dengan migrain, tetapi baik glutamat maupun MSG tidak terbukti menjadi penyebabnya secara langsung. Pada Januari 2018, International Headache Society menghapus MSG dari daftar faktor penyebab sakit kepala. Berdasarkan bukti ilmiah terbaru MSG telah dihapus dari daftar ini.

Baca Juga: Punya Tekanan Darah Tinggi? Konsumsi Makanan Berikut

Mitos: MSG menyebabkan obesitas.

Faktanya, penelitian ilmiah tidak menemukan kaitan antara MSG dan obesitas. Kenaikan berat badan disebabkan oleh asupan kalori yang berlebihan, dan tidak seimbang dengan jumlah kalori yang dibakar. Anggapan ini muncul bisa jadi karena MSG yang menambah cita rasa umami pada makanan membuat orang cenderung makan banyak, namun tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat.