Menjadi orangtua memiliki tanggung jawab besar terhadap anak kita. Nyaris tidak ada orangtua yang sengaja membuat anaknya menjadi terlambat atau membuat anaknya menjadi anak yang tidak baik. Setiap orangtua pasti memiliki keinginan untuk memberikan apa pun yang terbaik untuk si Kecil. Keinginan memberikan yang terbaik sesuai harapan ini terkadang membuat orangtua secara tidak sengaja memilih jalan asuhan yang tidak tepat. 

Salah satu metode asuh yang sering tidak disadari orangtua adalah overparenting, di mana orangtua cenderung mengatur kehidupan anak secara berlebihan. Menjaga si Kecil tetap aman di zona nyaman orangtua, mungkin akan membuat orangtua merasa nyaman dan aman, tetapi tidak dengan si Kecil.

Baca Juga : Mendidik Anak Agar Tidak Egois Tanpa Memaksanya Berbagi

Untuk beberapa fase pertumbuhan terkadang si Kecil yang mulai mencoba mengeksplorasi dunianya akan mendapatkan beberapa guratan luka kecil atau hal lainnya. Nah, hal tersebut  cenderung tidak bisa ditoleransi oleh orangtua yang overparenting. Penerapan metode ini biasanya berasal dari ketidaknyamanan orangtua. Orangtua penganut pola asuh ini cenderung tidak mentoleransi ketika si anak terluka, gagal atau bersedih. Ciri-ciri dari overparenting seperti : 

  1. Orangtua terlalu berlebihan terhadap hal-hal kecil yang dialami si Kecil. 
  2. Orangtua cenderung khawatir secara berlebihan ketika si Kecil menjalani pilihannya sendiri.
  3. Orangtua tidak bisa tinggal diam ketika melihat si Kecil mengalami kegagalan. 
  4. Orangtua sering berdebat dengan orang lain yang memperlakukan si Kecil berbeda dari yang biasa mereka lakukan. 
  5. Sering mengidentifikasi harapan sesuai dengan umur si Kecil. 

Bagaimana Moms ? Apakah ciri-ciri di atas pernah Moms alami ? Menjadi orangtua yang overparenting juga memberikan beberapa dampak, baik untuk si Kecil maupun untuk orangtuanya sendiri. 

Berikut adalah beberapa dampak jika Moms menjadi orangtua yang overparenting

Kecemasan pada anak 

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terlalu terlibat dalam urusan anak meningkatkan risiko kecemasan yang dialami si Kecil. Bahkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Child and Family Studies pada 2013 menemukan bahwa mahasiswa yang telah "menjadi orangtua yang berlebihan" melaporkan kepuasan yang menurun terhadap kehidupan.

Baca Juga : Ini Penyebab Anak Memiliki Sifat Pemalu

Memiliki life skill yang kurang

Anak-anak yang dididik menggunakan metode overparenting ini nyatanya memiliki kemampuan-kemampuan life skill yang lebih rendah dibandingkan anak yang dibiarkan berkembang sesuai dengan usianya. Hal ini bukan tanpa alasan karena anak-anak dari orangtua yang overparenting memiliki kesempatan lebih sedikit belajar tentang hal yang dianggap tidak aman oleh orangtua mereka. 

Kurang memiliki pandangan yang realistis. 

Anak-anak yang dibesarkan dengan metode ini cenderung memandang dunia atau kehidupan nyata sesuai dengan apa yang ia dan orangtuanya harapkan. Ini tentu saja akan berdampak buruk jika anak  beranjak dewasa dan memulai kehidupannya sendiri yang jauh dari zona aman orangtuanya.

Baca Juga:  Simak Cara Mendidik Anak dengan Gentle Discipline