Layaknya bersaudara, penyakit jantung dan stroke memiliki garis keturunan yang sama. Keduanya muncul dari 3 faktor risiko, yaitu gen, lingkungan, dan gaya hidup. 

Faktor risiko ketiga, yaitu gaya hidup, bisa sangat menentukan datangnya stroke atau tidak, Moms. Bahkan pedoman pencegahan stroke menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko terkena stroke hingga 80%. 

Baca Juga: Tanda Terjebak Gaya Hidup Sedentari Alias Mager

Stroke adalah kondisi serius di mana suplai darah ke bagian otak terputus. Seperti semua organ, otak juga membutuhkan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah untuk berfungsi. Jika tidak ada asupan darah ke otak, sel-sel otak bisa mati dan menyebabkan kematian.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah penyebab kematian terbanyak kedua di dunia, yaitu 6,7 juta pada 2012. 

Maka penting untuk memperbaiki gaya hidup sejak dini untuk mencegah stroke di masa depan. Perubahan gaya hidup ini dapat mengurangi risiko masalah umum pada stroke, yaitu arteri tersumbat oleh lemak (aterosklerosis), tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi.

Berikut adalah cara mencegah stroke sejak dini melalui kombinasi perubahan gaya hidup berikut

Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke.  Karena itu, sebisa mungkin pertahankan tekanan darah kurang dari 120/80, Moms. Caranya dengan mengurangi konsumsi garam berlebih (tidak lebih dari setengah sendok teh sehari), menghindari makanan tinggi lemak jenuh, mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari, ikan, biji-bijian, dan susu rendah lemak, olahraga 30 menit sehari, dan tidak merokok.

Baca Juga: DASH Diet, Solusi Turunkan Tekanan Darah

Menurunkan berat badan

Obesitas meningkatkan risiko terkena stroke, Moms. Sebisa mungkin pertahankan indeks massa tubuh (BMI) ideal, yaitu 25 ke bawah. Caranya dengan diet yang tepat, konsumsi kalori sesuai dengan tingkat aktivitas dan BMI Moms saat ini, imbangi dengan meningkatkan aktivitas fisik tiap harinya, misalnya dengan berjalan kaki.

Menurunkan kadar gula darah 

Memiliki gula darah tinggi lama-kelamaan dapat merusak pembuluh darah, membuat gumpalan darah lebih mudah terbentuk di dalam pembuluh darah. Maka penting untuk memonitor kadar gula darah agar terkendali, terutama jika Moms memiliki kecenderungan diabetes. Selain itu, kurangi juga konsumsi gula.

Baca Juga: Anak Suka yang Manis? Waspada Tanda Kebanyakan Gula Berikut

Mengobati atrial fibrilasi (AF)

Atrial fibrilasi (AF) adalah tidak beraturannya detak jantung. Detak jantung normal adalah 60 - 100 kali per menit dengan teratur, pada penderita AF detak jantung bisa lebih dari 100 kali dalam 1 menit. Jika tidak ditangani, AF bisa menyebabkan pembentukan gumpalan di jantung. Gumpalan tersebut kemudian dapat menyebar ke otak dan menyebabkan stroke. AF berisiko 5 kali lipat menyebabkan stroke, Moms. Jika Moms mengalami gejala AF, seperti jantung berdebar-debar, lemas, dan sesak napas segera konsultasikan dengan dokter untuk didiagnosis. Gejala AF ini bisa berlangsung lama, hilang-timbul, atau terus-menerus.

Rutin berolahraga

Olahraga dapat menurunkan berat badan dan menurunkan tekanan darah yang pada akhirnya menurunkan risiko stroke. Tetapi olahraga juga dapat menjadi langkah pencegahan stroke sendiri. Setidaknya biasakan olahraga dengan intensitas sedang 5 hari seminggu.

Olahraga tak mesti di gym atau menggunakan alat, Moms bisa berjalan kaki di sekitar lingkungan rumah setiap pagi, memilih naik-turun tangga daripada lift, atau mengikuti kelompok senam.

Baca Juga: Olahraga di Pagi atau Malam Hari, Mana Lebih Baik?